Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Hakikat Hikmah Tauhid Dan Tasawuf (Al Hikam)

Ikhlas Adalah Jiwa Amal Ibadat Lahiriah

Tentang ini Al-Imam Ibnu At-Thaillah Askandary telah merumuskan dalam Kalam Hikmahnya. “Al’a’maalu shuuratun qaaimaatun waarwaahuhaa wujuudubi sirrilikh laashi fiihaa”. “Sekalian amal lahiriyah merupakan gambar-gambar (bentuk-bentuk) yang berdiri (tanpa nyawa), sedangkan arwahnya ialah ke-Ikhlasan yang terdapat dengan tersembunyi didalam amalan-amalan itu”. Pengertian Kalam Hikmah ini dapat kita lihat sbb: Bahwa sekalian amal kebajikan apapun saja adalah laksana patung-patung atau gambar-gambar bertubuh yang kosong dari roh (jiwa), karena itu maka tidak ada artinya bahkan tidak ada manfaatnya sama sekali, sebagaimana juga kebalikannya yakni ada roh tetapi tidak ada wadahnya, oleh karena itu amal ibadah yang diterima oleh Allah swt buat menjadi persiapan kita di akhirat nanti, ialah amal ibadat-amal ibadat yang mengandung ke ikhlasan didalamnya. . “IKHLAS” yang telah tersebut di dalam Kalam Hikmah tadi sifatnya adalah umum atau mutlak, mencapai pada macam-macam ...

Akibat Berpegang Kepada Amal

‘’Min’alaamaatil i’timaadi alal’amadi nuqshahnur rojaai’ indawujuudiz zalali’’ “Sebagian tanda berpegang keatas amal, yaitu: Kurang harapannya kepada Allah ketika adanya kesalahan-kesalahan”. Ini adalah kalam hikmah pertama kali yang dikemukakan oleh Imam Ibnu At Thaillah Askandary. Pengertian dari kalam hikmah pertama ini sbb: 1.   Bahwa kita umat manusia sebagai makhluk Allah swt, ada 3 tingkat: a.  Tingkatan Al-Ibaat Orang-orang yang dalam tingkatan ini, mereka mengerjakan sembahyang, puasa dan lain-lainnya dari ajaran-ajaran Agama, juga apabila mereka menjauhkan larangan-larangan Allah, maksud mereka dengan melaksanakan amal ibadat itu semoga dapat masuk surga, berbahagia didalamnya dan terlepas dari azab siksaan neraka, atau maksud mereka ialah untuk kebahagiaan duniawi dan ukrawi dan diselamatkan oleh Allah swt dengan sebab amal ibadatnya itu dari macam-macam malapetaka, baik didunia maupun diakhirat. b.  Tingkatan Al-Muriiduuna ...

Terbuka Jalan Ma’rifat Kepada Allah

  Apabila seseorang hamba Allah telah dibukakan jalan untuk mengetahui Allah, maka apakah sesuatu yang harus dihadapinya sebagai akidah dan pegangan ? Al Imam Ibnu Athaillah Askandary telah merumuskan tentang hal ini dalam kalam hikmahnya: “Apabila Allah membukakan bagi engkau jalan untuk mengenal-Nya, maka janganlah engkau ambil peduli tentang sedikit amalan engkau, karena Allah swt tidak membukakan jalan tadi bagi engkau selain Ia nya Allah berkehendak memperkenalkan (Zat-Nya atau sifat-sifat-Nya) kepada engkau. Tidakkah engkau ketahui bahwa, memperkenalkan itu adalah pemberian Allah atas engkau, sedangkan amal-amal yang engkau kerjakan engkau berikan amal-amal itu untuk Allah dan dimanakah fungsi pemberian engkau kepada Allah apabila dibandingkan pada apa yang didatangkan Allah atas engkau”. Kalam hikmah ini mengandung pengertian yang dalam sekali tentang tujuan kita selaku hamba Allah.. Ketahuilah, bahwa Allah membukakan jalan ma’rifat untuk dapat kita ke...