Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Maulana Jalaluddin Rumi

Jalaluddin Rumi dan Guru Misteriusnya

Jalaluddin Rumi adalah nama yang dikenal begitu luas, tidak hanya di negeri-negeri dengan mayoritas Islam saja. Ia masyhur di mana-mana. Di Barat dan di Timur. Pada 1997, misalnya, Rumi ditempatkan sebagai penyair paling populer di Amerika oleh tabloid Christian Science Monitor. Dia memang dikenal luas sebagai sufi yang memiliki pengaruh tidak hanya di dunia sufistik saja, melainkan juga dalam dunia sastra. Syair-syairnya tidak hanya dibaca oleh pembaca Muslim. Puisi dan tafsir mistiknya terus dibaca dan digemakan oleh orang-orang yang secara sengaja melepaskan diri dari kemapanan dan rutinitas dalam upaya mencari hidup yang lebih bermakna. Sama’, tarian mistik dengan gerakan berputar-putar untuk mendapatkan pengalaman spiritual yang menjadi praktik ritual khas tarekat yang didirikannya, Maulawiyyah, belakangan sangat digandrungi banyak kalangan di dunia barat. Karya-karyanya memang menyajikan tuntunan praktis dalam pelbagai tingkatan kecerdasan spiritual. Tapi yang tak banya...

Doa Seorang Gembala

Ketika Musa sedang berjalan, ia mendengar seorang penggembala sedang berdoa sambil meratap: “Oh Tuhan di manakah gerangan Engkau, karena aku ingin melayani-Mu dan menjahitkan sepatu-Mu, dan menyisirkan rambut-Mu. Aku ingin mencucikan baju-Mu, membunuh kutu kepala-Mu dan membawakan susu untuk-Mu, oh duhai Maha Terpuji.” Mendengar kata-kata yang dianggap bodoh tersebut, Musa membentak, “Kepada siapa kamu berbicara? Betapa kata-kata itu tidak bermakna; memalukan dan liar! Sumbat mulutmu dengan kapas! Tuhan Yang Maha Agung tidak memerlukan pelayanan seperti itu.” Sang penggembala menjadi amat kecewa dan sedih, dan ia merobek bajunya sambil pergi ke arah yang tidak menentu. Kemudian datang wahyu Tuhan kepada Musa. “Kamu telah memisahkan hamba-Ku dari Aku… Aku telah anugerahkan kepada setiap manusia cara berdoa masing-masing; Aku telah berikan cara khusus kepada masing-masing untuk menunjukkan cinta. Bahasa yang digunakan oleh orang Hindustan adalah sangat indah bag...

Amanah Ilahi – kebaikan yang dipercayakan

Bahaya terbesar dan dalam arti tertentu juga dosa terbesar bagi manusia terletak di dalam kecenderungan untuk meninggalkan bagian ruhaniahnya, melupakan bahwa ia “dihormati oleh Tuhan.” Mereka begitu sibuk dengan urusan-urusan duniawinya  sehingga lupa untuk mengembangkan dirinya yang sejati, bagian yang diberikan sebagai hadiah istimewa dari Tuhan, yang “ditiupkan kepadanya dari nafas-Nya sendiri (Q.S. 15: 29), seperti dinyatakan Alquran beberapa kali. Amanah Ilahi, “kebaikan yang dipercayakan” itulah unsur yang paling penting dan pada saat yang sama paling membahayakan di dalam manusia, seperti dikatakan Q.S. 33: 72 “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada gunung-gunung dan langit dan tanah dan mereka tidak menerimanya, tetapi manusia menerimanya, dan sesungguhnya ia bebal, kejam.” Karena manusia tidak tahu apa yang sedang diterimanya, atau betapa beratnya beban yang akan ditanggung (dan sesungguhnya para teolog Muslim dan mistikus telah mempertimbangkan denga...

Banyak Pembaca Alquran, Namun Dikutuk Alquran

Ibn Muqri membaca Alquran dengan bacaan yang benar. Dia membaca bentuk Alquran dengan benar, tetapi dia tidak mendapatkan petunjuk maknanya. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa ketika dia sampai pada makna, dia menolaknya. Dia membaca tanpa pengetahuan. Dia “buta”. Dia seperti manusia yang memegang musang dengan tangannya. Apabila ditawari yang lebih baik, dia akan menolaknya. Kita kemudian sadar dia tidak tahu apa-apa tentang musang. Ketika seseorang mengatakan kepadanya bahwa apa yang dia miliki adalah musang, dia memegang binatang itu. Atau seperti seorang anak yang bermain dengan buah kenari: apabila ditawari kenari minyak atau kenari isi, mereka akan menolaknya. Karena bagi mereka kenari adalah sesuatu yang berputar dan membuat suara bising, dan dia akan menolak benda lain yang tidak berputar dan membuat suara bising. Gudang harta karun Tuhan sangat luas dan tak terbatas, begitu pula pengetahuan Tuhan. Apabila seorang manusia membaca satu Alquran dengan pengetahuan...

Jiwa Shalat Lebih Baik Daripada Shalat

Seseorang ditanya, apakah yang lebih istimewa dibandingkan shalat ? Jawabannya, seperti yang telah kami katakan, bahwa jiwa shalat lebih baik daripada shalat. Jawaban lain ialah bahwa iman lebih baik daripada shalat, karena shalat diwajibkan lima kali sehari sedangkan iman tidak boleh terputus. Orang dapat dimaafkan dari shalat dengan alasan yang benar, juga diizinkan menunda shalat. Iman tanpa shalat patut diberi ganjaran, sedangkan shalat tanpa iman, seperti shalatnya orang munafik, tidak mendapatkan apa-apa. Shalat berbeda berdasarkan agama. Sedangkan iman tidak akan berubah karena perbedaan agama. Keabadian dan universalitas iman meliputi berbagai hal, keadaannya, perhatiannya, dan lain-lain. Juga ada perbedaan lain. Seseorang dapat mendengar wahyu sesuai derajat kemampuan ketertarikannya terhadap wahyu tersebut. Seorang pendengar wahyu seperti tepung terigu ditangan seorang pengadon; wahyu itu bagaikan air, dan “ukuran air yang benar mesti dikocok kedalam tepung terig...

Komunikasi Dalam Cinta; Komunikasi Paling Rahasia

Ungkapan “Aku adalah Tuhan” (Ana al-haqq “Aku adalah Tuhan” atau “Aku adalah Realitas”) merupakan perkataan pengalaman spiritual terkenal dari mistik syahid Husain ibn Mansur al Hallaj. ini bukanlah pengakuan atas keagungan. Melainkan suatu kerendahan hati yang total. Seseorang yang berkata “Aku adalah hamba Tuhan” menyebutkan dua keberadaan, dirinya dan Tuhan. Sedangkan ungkapan “Aku adalah Tuhan” bermakna: “Aku tidak ada, segala sesuatu adalah Dia. Keberadaan adalah Tuhan sendiri, aku bukan keberadaan sama sekali, bukan apa-apa. “Pernyataan ini demikian luar biasa, lebih dari pengakuan terhadap keagungan apapun. Sayangnya, banyak yang tidak memahami. Ketika manusia menyadari penghambaannya kepada Tuhan, dia sadar atas perbuatannya sebagai hamba. Penghambaan ini bisa jadi memang ditujukan pada Tuhan. Namun dia masih memandang diri dan perbuatannya setara dengan melihat Tuhan. Ini berarti dia tidak “tenggelam”. Tenggelam adalah dia yang dalam dirinya tidak memiliki gerak...

Rumi

Pandangan Iqbal, seorang tokoh pembaharu pemikiran keagamaan, “Filosof – Penyair Kebangkitan Timur” dan “Jembatan antara Pemikiran Barat dan Timur” sebagaimana dinyatakan Annemarie Schimmel (1972). Sebuah puisi Iqbal dalam antologinya Pas Chih Bayad Kard Ay Aqwam-I Sharq (Apa yang Harus Dilakukan Bangsa-Bangsa Timur) berjudul “Kepada Matahari yang Menerangi Dunia” khusus ditujukan kepada Rumi. Iqbal menyebut Rumi sebagai Raushan Damir, yaitu orang yang memiliki penglihatan rohani yang tajam sehingga mampu membaca rahasia hati dunia dan peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang tersembunyi. Dari Rumi kita dapat memetik banyak pelajaran bagaimana membenahi jiwa umat yang sedang kusut dan morat-marit. Pikiran-pikiran Rumi yang profetik (mengandung pesan kenabian)memiliki tenaga pembebasan dan pencerahan, terutama bagi mereka yang bersedia meresapi ajaran Rumi secara mendalam. …agar manusia selamat, tujuan hidupnya harus ditegakkan diatas keabadian atau nilai-nilai yang abadi, bukan d...

Kebenaran sudah cukup. Akulah Kawan, Ruhmu, mengapa mencari orang lain?

Lupakan kelemahan-kelemahanmu. Kerinduanmu adalah segalanya. (Halaman 220) Kebenaran sudah cukup. Akulah Kawan, Ruhmu, mengapa mencari orang lain? Dibawah 9 lapis ilusi,apapun Cahaya. (Halaman 210) Ingatlah bahwa hanya ada satu alasan untuk melakukan apa saja. Pertemuan dengan Kawan itu merupakan satu-satunya imbalan yang nyata. Tidak ada makanan melainkan hanya bertemu muka dengan Sang Kawan. (Halaman 211) Kesatuan Jiwa tidak ada duanya. Korbankan pikiranmu untuk menyatu dengan Sang Kawan. Kita benar-benar punya pembimbing spiritual. Yang dengan kehadiran-Nya kita bergerak bersama akal yang segar. Itu tidak seperti berpikir. Tidak perlu susah payah. (Halaman 213) Disiang hari aku bernyanyi bersamamu. Malamnya kita tidur dikasur yang sama. Aku tidak menyadari ini siang atau malam. Kukira aku tahu siapa aku, ternyata aku adalah Engkau. (Halaman 212) *** Saat masih menjadi dirimu, kamu terpisah dari kedua dunia itu. Kemabukan-ego tidak dapat meng...

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...