Jawabannya, seperti yang telah kami katakan, bahwa jiwa shalat lebih baik daripada shalat.
Jawaban lain ialah bahwa iman lebih baik daripada shalat, karena shalat diwajibkan lima kali sehari sedangkan iman tidak boleh terputus. Orang dapat dimaafkan dari shalat dengan alasan yang benar, juga diizinkan menunda shalat. Iman tanpa shalat patut diberi ganjaran, sedangkan shalat tanpa iman, seperti shalatnya orang munafik, tidak mendapatkan apa-apa.
Shalat berbeda berdasarkan agama. Sedangkan iman tidak akan berubah karena perbedaan agama. Keabadian dan universalitas iman meliputi berbagai hal, keadaannya, perhatiannya, dan lain-lain. Juga ada perbedaan lain. Seseorang dapat mendengar wahyu sesuai derajat kemampuan ketertarikannya terhadap wahyu tersebut. Seorang pendengar wahyu seperti tepung terigu ditangan seorang pengadon; wahyu itu bagaikan air, dan “ukuran air yang benar mesti dikocok kedalam tepung terigu”
***
Mataku melihat pada yang lain. Apa yang seharusnya aku
lakukan?
Mengeluhlah tentang dirimu. Karena engkau adalah cahaya mataku.
Mengeluhlah tentang dirimu. Karena engkau adalah cahaya mataku.
“Mataku melihat pada yang lain” berarti mencari titik
kepuasan selain dirimu. “Apa yang mesti aku lakukan? Engkau adalah cahaya,” berarti
engkau bersama dirimu sendiri. Janganlah engkau keluar dari dirimu sendiri
karena cahayamu akan menjelma menjadi ratusan ribu dirimu.
___Dari buku: Yang Mengenal Dirinya Yang Mengenal
Tuhannya.
Aforisme-Aforisme Sufistik Jalaluddin Rumi
Cetakan Pertama, Rajab 1421/Oktober 2000
Diterbitkan oleh: Pustaka Hidayah
Halaman: 72
Aforisme-Aforisme Sufistik Jalaluddin Rumi
Cetakan Pertama, Rajab 1421/Oktober 2000
Diterbitkan oleh: Pustaka Hidayah
Halaman: 72
Komentar
Posting Komentar