“Sudahkah kau rasakan kedamaian di dalam dirimu? Tiada
lagi kehausan dan kelaparan akan makanan dan pujian? Tiada lagi setress,
ketakutan dan kekhawatiran akan sakit, kemiskinan, dan kerugian? Tiada lagi
iri, benci, dan sakit hati? Hanya ada kebahagiaan, kesetaraan, dan kedamaian?”
“Tidak,” jawab sang murid.
“Jika tidak kau dapatkan kesetaraan antara segala yang
bertolak-belakang, apakah ini yang disebut pembelajaran?”
“Bukan.”
“Jika tidak kau dapatkan kedamaian, apakah ini yang
disebut kebijakan?”
Sang guru kemudian melanjutkan. Selama ini kau
mempelajari segala sesuatu yang ada di dunia ini dan kau menemukan ketakjuban.
Kau yakini bahwa itu semua akan membawa kepada keberuntungan.
Namun, “buku” yang perlu kau pelajari sekarang bukanlah
buku yang seperti itu. Pelajaran yang perlu kau mengerti tidak ditemukan di
buku itu. Sambungan antara insan, manusia, dan Tuhan, sambungan antara
kebenaran, insan, dan Tuhan, tidak memiliki sambungan dengan segala yang telah
kau pelajari sebelumnya di buku-buku dunia itu. Ada sebuah buku yang lain,
sebuah buku yang sangat berharga dan misterius. Buku inilah yang harus kau
pelajari. Sebuah buku yang menghubungkan insan, Tuhan, kebenaran, dan
kualitas-kualitas mereka. Buku ini adalah sejarah Tuhan, yang merupakan
misteri. Misteri yang berada di dalam diri manusia sejati (insan kamil). Hati
manusia sejati inilah buku itu. Di dalam buku ini, kau akan bisa melihat
sejarahmu dan sejarah segala sesuatu, tanpa bentuk, sebagai cahaya.
Kau sekarang harus menjadi seorang bayi. Kau harus
mengenyahkan segala sesuatu yang telah kau pelajari sebelumnya. Apa yang ada di
dalam hatimu, dalam qolbmu, dalam badanmu, dalam pikiranmu, dalam niatmu, dalam
pandanganmu, dalam nafasmu, dalam suaramu, dalam ucapanmu, dan dalam rasamu —
apapun yang kau temukan dari semua itu dan kau pikir itu bagus dan lezat,
mungkin itu jabatan, status, atau kebanggaan, dan apapun yang kau pikir akan
mendatangkan kebahagiaan — semua ini harus dienyahkan. Ketika kau sudah
berhasil membuangnya, kemudian kau siap untuk memulai mempelajari “buku” ini.
Inilah “soul psychology”. Inilah pembelajaran di dalam dirimu. Untuk pelajaran
ini, buku itu ada di dalam dirimu, peta itu ada di dalam dirimu, sejarah itu
ada di dalam dirimu, dan segala sesuatu yang harus kau sadari ada di dalam
dirimu. Inilah mukjizat yang sebenarnya. The true story.
Mukjizat sejati adalah ketika kau bisa melihat mukjizat
yang ada di dalam dirimu sendiri ini. Memahami mukjizat melalui kesempurnaanmu,
melalui cahayamu, melalui ilmu (wisdom) mu, dan melalui kualitas sejati dirimu
ini lah yang disebut mukjizat dari Tuhan. Ketika hadir pemahaman dan
pencerahan, itulah mukjizat. Ketika mukjizat ini terlihat, kau akan paham bahwa
pancaran cahaya dari dalam dirimu itu lebih kuat dari pada cahaya ribuan
bintang dan bulan.
Pelajaran ini hanya bisa dipahami melalui wisdom, melalui
kualitas Tuhan. Ini sebuah rahasia, yang kau tak akan bisa lihat dari luar,
namun dari dalam dirimu. Aku jelaskan beberapa hal kepadamu:
Bagi kebenaran, kesalahan adalah lawannya.
Bagi kebaikan, keburukan adalah lawannya.
Bagi niat baik, niat buruk adalah lawannya.
Bagi kesabaran, kemarahan adalah lawannya.
Bagi kasih sayang, egoisme adalah lawannya.
Bagi matahari, kegelapan dan awan adalah lawannya.
Bagi siang, malam adalah lawannya.
Udara adalah lawan dari air.
Air adalah lawan dari api.
Kebenaran adalah lawan dari ilusi.
Bagi kebaikan, keburukan adalah lawannya.
Bagi niat baik, niat buruk adalah lawannya.
Bagi kesabaran, kemarahan adalah lawannya.
Bagi kasih sayang, egoisme adalah lawannya.
Bagi matahari, kegelapan dan awan adalah lawannya.
Bagi siang, malam adalah lawannya.
Udara adalah lawan dari air.
Air adalah lawan dari api.
Kebenaran adalah lawan dari ilusi.
Dengan cara inilah, Tuhan telah menciptakan begitu banyak
hal yang berlawanan. Tuhan telah menciptakan kebaikan dan juga lawannya.
Mengapa Dia ciptakan kebaikan dan kejahatan? Agar kita bisa menghilangkan
kejahatan, melakukan yang baik, dan memelihara tanaman dari tanah. Racun ular
bisa menyembuhkan penyakit tertentu. Gajah adalah binatang yang liar yang kuat,
tetapi jika kau bisa mengubah kualitasnya, kau akan bisa membuatnya bermanfaat.
Seperti inilah, selalu ada lawan bagi segala sesuatu,
yang satu kotor dan yang satu bermanfaat. Tuhan telah menciptakan hal-hal yang
berlawanan ini untuk memperlihatkan perbedaan dari dua hal yang berlawanan itu.
Dan manusia memiliki kesempatan untuk mengubah yang buruk menjadi baik.
Inilah salah satu poin dalam pelajaran psikologi,
Psikologi Tuhan. Tuhan menciptakan lawan dari setiap ciptaanNya, dan Dia juga
menciptakan obat bagi segala sesuatu. Dia mengobati ketidaktahuan (kafir)
dengan ilmu (wisdom). Dia obati segala sesuatu yang diciptakanNya dengan kasih
sayang dan cinta.
Dia tidak memiliki lawan. Karena Dia melakukan segalanya
dengan cara yang benar, maka dia tidak memiliki perbedaan, tidak ada pemisahan,
tidak ada satupun yang buruk. Karena Dia jadikan yang buruk menjadi baik.
Mengapa Dia ciptakan seperti ini? Tuhan berkata, “Aku
telah pelihara dengan benar keseimbangan dari segala yang berlawanan itu.
Sadari bahwa bagiKu tidak ada kesalahan dalam ciptaanKu. Aku menjaga segala
sesuatu dalam keseimbangan. Aku telah tunjukkan kepadamu apa yang baik dan
buruk, dan kamu memiliki kemampuan untuk mengubahnya. Kamu bisa mengubahnya
menjadi kerajaan surga. Kerajaan neraka dan kerajaan surga keduanya ada di
dalam dirimu. Jika kamu memahami kerajaan neraka dan kerajaan surga di dalam
dirimu, maka kamu akan bisa mengubah kerajaan neraka menjadi kerajaan surga.
Jika kamu ubah apa yang buruk di dalam dirimu, kamu akan menjadi baik.
“Di dalam kerajaanKu, Aku memandang segala sesuatu itu
setara. Aku tidak membuang apapun. Aku ciptakan segalanya. Aku telah ciptakan
pasangan-pasangan yang berlawanan: laki-laki dan wanita, cahaya dan kegelapan,
kebenaran dan kesalahan, kebaikan dan keburukan. Aku telah ciptakan ini semua
untuk menunjukkan kepadamu. Di dalam kerajaanKu, Aku lakukan tugasKu tanpa
melihat perbedaan. Kesetaraan ada di sana. Aku telah transformasikan (apa yang
buruk) [menjadi baik].
“Seperti itu, jika kamu, dengan kesetaraan, membawa ke
derajat kebaikan segala kualitas buruk yang ada di dalam dirimu, ribuan alam
semesta yang di dirimu, dan keterikatan kepada keburukan dan perbedaan di
dirimu, maka kamu akan menciptakan sebuah kerajaan surga di dalam dirimu.
Itulah surga. Jika kamu membangun kerajaanku di dalam dirimu, itulah surga. Aku
telah berikan kepadamu ilmu untuk mengubah keburukan menjadi kebaikan, dan Aku
juga telah berikan semua kualitasKu kepadamu. Aku telah berikan kepadamu semua
tugas-tugasKu. Aku telah berkata padamu untuk melakukan apa yang Aku lakukan,
mengetahui apa yang Aku ketahui, memahami apa yang Aku pahami, bertindak apa
yang Aku tindak, dan mewujudkan apa yang Aku wujudkan.
“Aku tunjukkan padamu bahwa kamu mampu melakukan segala
yang Aku lakukan. Aku telah wujudkan kedamaian di dalam diriKu, dan kamu pun
bisa mewujudkan kedamaian di dalam dirimu. Aku telah wujudkan kesetaraan di
dalam diriku, dan kamu pun bisa mewujudkan kesetaraan di dalam dirimu. Aku
memahami semua kehidupan dan melakukan tugasKu kepada mereka, dan mereka
memujiKu. Kamu, juga, harus memahami dan melakukan tugasmu kepada semua
kehidupan, dan mereka juga akan memujimu.”
Tuhan telah menunjukkan itu semua. “Jika kamu bisa
melakukan apa yang Aku lakukan, jika kamu bisa meraih derajat kedamaian yang
telah Aku raih, maka itulah rumahmu — kedamaian, surga. Itulah singgasanaKu,
kursi keadilanKu, dan kerajaanKu. Kamu ada di kerajaan neraka, tetapi kamu
harus mengubahnya menjadi kerajaan surga.”
Komentar
Posting Komentar