Hanya pikiran yang telanjang yang bisa melihat Tuhan,
hanya hati yang telanjang yang bisa terisi Tuhan. Engkau bisa terus mencari
dengan semua filosofimu dan agamamu dan dogmamu; engkau tidak akan
menemukanNya. Engkau tidak akan menemukanNya di mana pun – dan Dia ada di
mana-mana. Sesuatu menghalangi jalannya.
Tuhan telah selalu datang kepadamu, Dia telah mengetuk
pintumu. Tetapi engkau penuh dengan kegaduhan dirimu sendiri, dari kitab
sucimu, sehingga engkau tidak bisa mendengar suara kecil keheningan itu. dia
datang dalam seribu satu cara – Dia terus menerus datang, Dia terus berharap.
Tetapi engkau sangatlah keras kepala. Dan ironisnya adalah bahwa engkau
berpikir bahwa engkau sedang mencari Tuhan.
Tanda pertama dari seorang pencari adalah bahwa dia meninggalkan
semua dogma. Bagaimana bisa engkau mencari dengan kepercayaan di dalam dirimu.
Engkau telah menerima kepercayaan; tanpa mengetahui kebenaran, engkau telah
sampai pada suatu kesimpulan. Pikiran/Batin yang penuh dengan kesimpulan
tidaklah mampu untuk mengalami. Hanya pikiran yang belum menyimpulkan yang
mampu untuk mengetahui, karena pikiran/batin tersebut mau menerima (reseptif).
Tinggalkan semua pengetahuanmu, tinggalkan pelajaranmu,
tinggalkan semua yang engkau dapatkan dari orang lain. Dan engkau tidak perlu
untuk mencari Tuhan. Hanyalah Dia – untuk mengatakan ‘Dia datang’ bukanlah hal
yang tepat, karena Dia sudah ada disini. Dia mengelilingimu; Dia di dalam
dirimu dan di luar dirimu. Engkau menghirup Dia. Kapan pun engkau memeluk
seseorang engkau memeluk Dia, kapan pun engkau mencintai seseorang engkau
mencintai Dia. Engkau mungkin tidak mengenali itu, tetapi semua cintamu
mengalir melalui Dia.
Tuhan tidaklah terpisah dari semesta. Tetapi para filsuf
dan teolog telah memberimu gagasan bahwa Tuhan adalah sang Pencipta. Tuhan
bukanlah sang Pencipta, Tuhan adalah kreativitas. Itu bukanlah Dia yang
menciptakan dunia dalam satu hari dan menyelesaikannya dan kemudian
beristirahat di tempat yang jauh. Bukan, Dia terus melanjutkan menciptakan itu.
Jangan membagi Sang Pencipta dan ciptaanNya; pembagian
itu salah. Tidak ada Pencipta dan tidak ada ciptaan, hanya ada kreativitas.
Ketika bunga mekar itu adalah Tuhan sedang mekar lagi, ketika burung bernyanyi
itu adalah Tuhan bernyanyi lagi, ketika matahari terbit itu adalah Tuhan terbit
lagi, ketika engkau membuka matamu itu adalah Tuhan membuka mataNya lagi. Di
alam, kreativitas itu tidak sadar akan dirinya. Pada manusia kreativitas itu
mencoba untuk menjadi sadar. Manusia adalah pagi, alam adalah malam. Di alam Tuhan
sedang tertidur lelap, dalam manusia Dia sedang mencoba untuk menjadi terjaga.
Itulah sebabnya mengapa Kabir begitu bersikeras untuk
“SURATI” – mengingat, menyadari, kesadaran. Semakin engkau menyadari, semakin
engkau akan menjadi bersifat Ilahi. Engkau sudah bersifat Ilahi, tetapi hanya
di dalam kesadaran engkau akan mengenali kenyataan itu. Hanya di dalam
kesadaran engkau akan mampu untuk melihat siapakah dirimu.
Sedikit hal sebelum kita masuk kedalam sutra ini. Di
Timur, kita tidak berpikir bahwa Tuhan terpisah dari alam semesta. Tidak
seperti pembuat pot yang membuat pot – kemudian pot adalah berbeda dengan
pembuat pot. Tidak seperti pelukis yang melukis di kanvas – sekali dia telah
melukis, dia terpisah dari lukisannya. Pelukis mungkin saja meninggal dan
lukisannya akan hidup – lukisan sekarang memiliki kehidupannya sendiri; pelukis
tidak diperlukan.
Di Timur, kita telah memahami Tuhan sebagai penari.
Engkau tidak bisa memisahkan tarian dan penarinya. Tuhan adalah Nataraja,
penari dari semua penari. Engkau tidak bisa memisahkan penari dengan tariannya,
mereka selalu bersama-sama. Jika ada tarian (maka) ada penarinya, tarian tidak
memiliki kehidupan yang lain dari penarinya. Dan ketika penari benar-benar
dalam tariannya begitu juga dia tidaklah terpisah dari tariannya. Sang penari
larut ke dalam tariannya.
Ingatlah perumpamaan (metafora) itu, itu adalah sangat
simbolis dan penting; hal itu akan membantumu untuk bergerak lebih mudah
kedalam KeIlahian. Doa tidaklah diperlukan, mengingatlah yang diperlukan.
Engkau adalah Itu – semua yang dibutuhkan adalah untuk mengingat siapakah
dirimu.
******
EXISTENCE is godful. It is overflowing with God. Yet we
see Him not. We are blind — blind because of our beliefs. The more beliefs you
have, the more blind you are; your eyes become covered with beliefs and you
cannot see that which it.
Only a naked mind can see God, only a naked heart can
fuel God. You can go on searching with all your philosophies and your religions
and your dogmas; you will never find Him. You will not find Him anywhere — and
He is everywhere. Something is blocking the way.
God has been always coming to you, He has been knocking
on your doors. But you are so full of your own noise, of your own scriptures,
that you can’t listen to that still small voice. He comes in a thousand and one
ways — He goes on coming, He goes on hoping. But you are stubborn. And the
irony is that you think you are searching for God.
The first sign of a seeker is that he drops all dogmas.
How can you seek with a belief inside you? You have already accepted a belief;
without knowing the truth you have already arrived at a conclusion. A mind full
of conclusions is incapable of knowing. Only a mind that has not yet concluded
is capable of knowing, because that mind is receptive.
Drop your knowledgeability, drop your learning, drop all
that you have gathered from others. And you need not go to search for God: He
comes. Only He is — to say ‘He comes’ is not right, because He is already here.
He surrounds you; He is your within and your without. You breathe Him. Whenever
you embrace anybody you embrace Him, whenever you love anybody you love Him.
You may not recognize it, but all your love flows towards Him.
God is not separate from existence. But the philosophers
and the theologians have given you the idea that God is the creator. God is not
the creator, God is creativity. It is not that He created the world one day and
finished it and then has been far away resting. No, He is continuously creating
it.
Don’t divide the creator and the creation; that division
is false. There is no creator and there is no creation, there is only
creativity. When a flower blooms it is God blooming again, when a bird sings it
is God singing again, when the sun rises it is God rising again, when you open
your eyes it is God opening His eyes again. In nature that creativity is
unselfconscious. In man that creativity is trying to become conscious. Man is
the morning, nature is the night. In nature God is fast asleep, in man He is
trying to become awake.
That’s why Kabir insists so much for SURATI —
remembrance, awareness, consciousness. The more aware you are, the more you
will be godly. You are already godly, but only in awareness will you recognize
the fact. Only in awareness will you be able to see who you are.
A few things before we enter into the sutras. In the
East, we have not thought of God as separate from existence. Not like a potter
who makes a pot — then the pot is different from the potter. Not like a painter
who paints a canvas — once he has painted, he is separate from the painting.
The painter may die and the painting will live — the painting has its own life
now; the painter is not needed.
In the East, we have conceived of God as a dancer. You
cannot separate the dance and the dancer. God is nataraj, the dancer of all
dancers. You cannot separate the dancer and the dance, they are always
together. If there is a dances there is the dancer; the dance has no other life
than the dancer. And when the dancer is really in dance he is not separate from
his dance either. The dancer dissolves into his dance.
Remember that metaphor, it is very symbolic and
significant; it will help you to move into godliness more easily. Prayer is not
needed, remembrance is needed. You are that already — all that is needed is to
remember who you are.
Osho – The Revolution
#Posted By Osho Indonesia
#Posted By Osho Indonesia
Komentar
Posting Komentar