Langsung ke konten utama

Dapatkah Seorang Buddha/Yang Telah Terjaga Atau Kristus Diciptakan Atau Dikembangkan Dari Setiap Manusia Biasa? Apakah Seseorang Harus Dilahirkan Sebagai Buddha/Yang Telah Terjaga Atau Kristus? Setiap Manusia Adalah Buddha/Yang Telah Terjaga, Setiap Manusia Adalah Kristus: Aku Rasa Itu Tidak Benar


SANG BUDDHA ATAU KRISTUS TIDAK DAPAT DICIPTAKAN karena ke-Buddha-an adalah sifat dasar/sejatimu. Hal itu tidak perlu dibuat/diciptakan. Hal itu juga tidak perlu dikembangkan; itu sudah ada, itu sudah demikian adanya. Hal itu hanya perlu untuk dibuka, itu harus ditemukan.

Harta karun itu ada disana; engkau harus menemukan kunci untuk membuka pintunya. Harta karun itu bukan untuk diciptakan, harta karun itu tidak untuk dikembangkan; engkau hanya harus menemukan kunci yang tepat.
Engkau telah melupakan tentang kunci itu – kunci itu juga ada pada dirimu. Tuhan menyediakan untukmu segala sesuatu yang diperlukan dalam perjalanan ini; engkau datang dengan telah dipersiapkan dengan baik. Tetapi masyarakat telah mengganggu setiap anak-anak, mendistorsi setiap anak-anak, karena seorang Buddha/Yang Telah Terjaga atau Kristus tidak berguna untuk masyarakat; mereka tidak melayani tujuan masyarakat umum.

Apa yang dapat engkau lakukan dengan seorang Buddha/Yang Telah Terjaga? Tujuan apa yang akan dilayaninya? Dia akan menjadi bunga yang indah, tetapi bunga tidak melayani tujuan apapun. Bunga harus dinikmati, dihargai, dicintai. Engkau dapat berdansa di sekitar mereka, engkau dapat meminum keindahan mereka, tetapi mereka bukan komoditas bagi pasar. Apa yang dapat engkau lakukan dengan bulan purnama? Engkau tidak dapat menjualnya, engkau tidak dapat membelinya, engkau tidak dapat diuntungkan oleh hal itu. Engkau tidak dapat memiliki saldo bank yang lebih besar karena bulan purnama.

Oleh karena itu masyarakat tidak tertarik pada seorang Buddha/Yang Telah Terjaga atau Kristus. Buddha/Yang Telah Terjaga adalah bulan purnama, seorang Buddha/Yang Telah Terjaga adalah bunga teratai, seorang Buddha/Yang Telah Terjaga adalah burung dengan sayap/kebebasan. Sang Buddha/Yang Telah Terjaga adalah puisi, Sang Buddha/Yang Telah Terjaga adalah sebuah lagu, Sang Buddha/Yang Telah Terjaga adalah sebuah perayaan. Karena mereka benar-benar diluar sesuatu yang dianggap memiliki kegunaan bagi masyarakat, masyarakat tidak tertarik pada mereka; masyarakat benar-benar takut kepada orang-orang ini. Masyarakat ingin engkau untuk menjadi budak, menjadi geligi pada roda masyarakat. Mereka ingin engkau menjadi hamba untuk kepentingan mereka. Masyarakat tidak ingin engkau menjadi pemberontak – dan seorang Buddha/Yang Telah Terjaga adalah pasti menjadi seorang pemberontak.

Seorang Buddha/Yang Telah Terjaga tidak dapat mengikuti perintah-perintah bodoh yang diberikan oleh para politisi atau para moralis atau para puritan atau para imam/pemimpin agama. Dan ini adalah orang-orang yang mengeksploitasi manusia, menindas kemanusiaan. Mereka mulai menghancurkan setiap kemungkinan bagi setiap anak manusia untuk dapat menjadi seorang Buddha/Yang Telah Terjaga. Mereka mulai melumpuhkan, mereka mulai meracuni.

Dan selama berabad-abad mereka telah belajar banyak cara untuk meracuni. Ini adalah keajaiban bahwa sesekali seorang anak dapat lolos – pasti entah bagaimana terjadi kesalahan dari para imam dan para politisi sehingga seorang anak dapat lolos dari perangkap mereka dan menjadi seorang Buddha/Yang Telah Terjaga.

Bal Krishna (nama yang bertanya), setiap orang dilahirkan untuk menjadi seorang Buddha/Yang Telah Terjaga, setiap orang memiliki benih Ke-Buddha-an dalam dirinya. Tapi aku dapat memahami pertanyaanmu.

Engkau mengatakan: AKU RASA ITU TIDAK BENAR.

Ya, jika engkau melihat kepada massa itu tampaknya tidak benar. Jika itu benar maka akan ada banyak Buddha/Yang Telah Terjaga, tapi kita jarang sekali mendengar tentang seorang Buddha/Yang Telah Terjaga. Kita hanya tahu bahwa di suatu tempat, dua puluh lima abad yang lalu, seseorang bernama Siddhartha Gautama telah menjadi seorang Buddha/Yang Telah Terjaga. Siapa yang tahu apakah itu benar atau tidak? Ini mungkin hanya mitos, sebuah cerita indah, suatu penghiburan, suatu opium untuk massa, untuk tetap menjaga agar mereka tetap berharap bahwa suatu hari mereka juga akan menjadi Buddha/Yang Telah Terjaga. Siapa yang tahu apakah Buddha/Yang Telah Terjaga itu adalah sebuah realitas sejarah?

Dan begitu banyak cerita telah terjalin di sekitar Sang Buddha/Yang Telah Terjaga bahwa ia lebih mirip seorang tokoh mitologis daripada kenyataan. Ketika ia menjadi tercerahkan, para dewa datang dari surga, memainkan musik yang indah, menari di sekitarnya. Sekarang bagaimana ini dapat menjadi sebuah fakta sejarah? Dan bunga-bunga tercurah kepadanya dari langit – bunga-bunga yang terbuat dari emas dan perak, bunga-bunga dari berlian dan zamrud. Siapa yang dapat percaya bahwa ini adalah fakta sejarah?

Ini bukan sejarah, benar, aku setuju. Ini adalah puisi. Tapi itu melambangkan sesuatu yang bersejarah, karena sesuatu yang begitu unik yang telah terjadi pada Buddha/Yang Telah Terjaga sehingga tidak ada cara lain untuk menggambarkannya selain untuk membawa puisi ke dalamnya. Bunga yang asli tidak menyirami Buddha/Yang Telah Terjaga, tapi setiap kali seseorang menjadi tercerahkan seluruh keberadaan/keseluruhan/semesta bersukacita —- karena kita tidak terpisah dari keberadaan/keseluruhan/semesta.

Bila engkau menderita sakit kepala seluruh tubuhmu akan menderita, dan ketika sakit kepalamu menghilang seluruh tubuhmu akan terasa baik, merasa sehat. Kita tidak terpisah dari keberadaan/keseluruhan/semesta. Dan sampai engkau menjadi seorang Buddha/Yang Telah Terjaga engkau adalah sakit kepala – sakit kepala untuk dirimu sendiri, sakit kepala untuk orang lain, sakit kepala untuk seluruh eksistensi/keberadaan. Engkau adalah duri dalam daging bagi eksistensi/keberadaan. Ketika sakit kepala menghilang, ketika duri menjadi bunga, ketika seseorang menjadi Buddha/Yang Telah Terjaga, penyakit luar biasa yang telah ia ciptakan untuk dirinya sendiri dan orang lain menghilang.

Tentu saja – aku menjamin itu, aku menjadi saksi untuk itu – adalah pasti keberadaan/keseluruhan/semesta akan bersukacita, menari, menyanyi. Bagaimana cara mengatakan hal ini? Hal ini bukan sesuatu yang terlihat; gambar pada foto tidak akan dapat menangkap hal ini.

Oleh karena itu ada puisi; maka ada metafora, simbol, perumpamaan.

Dikatakan bahwa ketika Buddha/Yang Telah Terjaga lahir ibunya segera meninggal. Ini mungkin bukan fakta sejarah, dapat juga demikian. Tapi perasaanku mengatakan bahwa itu bukan fakta sejarah – karena dikatakan bahwa setiap kali seorang Buddha/Yang Telah Terjaga lahir, ibunya akan segera meninggal. Itu tidak benar. Telah ada banyak Buddha/Yang Telah Terjaga – ibu Yesus tidak mati, ibu Mahavira tidak mati, ibu Krishna tidak mati. Mungkin ibu Siddhartha Gautama meninggal, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa setiap kali seorang Buddha/Yang Telah Terjaga lahir ibunya akan meninggal, itu bukan sejarah.

Tapi aku tahu itu memiliki beberapa arti tersendiri yang tidak historis. Kata ‘ibu’ tidak benar-benar dimaksudkan sebagai ibu; kata ‘ibu’ yang dimaksud adalah seluruh masa lalumu. Engkau terlahir kembali ketika engkau menjadi seorang Buddha/Yang Telah Terjaga; Seluruh fungsi masa lalumu sebagai sebuah rahim, ibu. Dan pada saat seorang Buddha/Yang Telah Terjaga lahir, pada saat engkau menjadi tercerahkan, seluruh masa lalumu mati.

Kematian itu yang diperlukan.

Sekarang, ini adalah benar-benar demikian. Itu terjadi dengan Mahavira, dengan Krishna, dengan Yesus; itu telah selalu terjadi. Untuk mengatakan itu, dikatakan bahwa setiap kali seorang Buddha/Yang Telah Terjaga lahir ibunya meninggal.

Engkau akan harus menjadi sangat sangat simpatik untuk memahami hal-hal ini.

Aku bisa mengerti bahwa ini sulit, melihat kepada sebagian besar umat manusia, untuk melihat bahwa ada kemungkinan setiap manusia untuk menjadi Kristus atau Buddha/Yang Telah Terjaga. Melihat pada benih dapatkah engkau percaya bahwa suatu hari nanti ia dapat menjadi bunga teratai? Hanya dengan melihat benih, membedah benih, akankah engkau dapat menyimpulkan, menyimpulkan, bahwa setiap benih akan menjadi bunga teratai? Tampaknya tidak ada hubungan sama sekali. Benih terlihat seperti bukan apa-apa, dan ketika engkau membedahnya engkau tidak dapat menemukan apa-apa di dalamnya, hanya kekosongan. Namun tetap setiap biji membawa teratai di dalamnya – dan setiap manusia membawa Sang Buddha/Yang Telah Terjaga di dalam dirinya.

ENGKAU MENANYAKAN KEPADAKU: DAPATKAN BUDDHA ATAU KRISTUS DICIPTAKAN ATAU DIKEMBANGKAN …?

Tidak, mereka tidak dapat diciptakan dan mereka tidak dapat dikembangkan: mereka harus ditemukan, mereka harus disingkapkan. Mereka sudah ada disana. Engkau hanya harus mencapai inti terdalam dari dirimu dan engkau akan menemukan Buddha/Yang Telah Terjaga yang abadi, engkau akan menemukan Kristus. Kristus dan Buddha berarti sama: keadaan yang tertinggi/utama dari kesadaran.

Dan engkau mengatakan: … DARI SEMUA MANUSIA BIASA ?

Aku tidak pernah menjumpai seorang manusia biasa. Aku telah bertemu dengan ribuan orang, aku telah melihat ke kedalaman ribuan orang yang berbeda, tapi aku tidak pernah menjumpai orang yang biasa, orang biasa. Setiap manusia adalah unik, luar biasa, jarang, satu-satunya. Tuhan tidak pernah menciptakan manusia biasa, Tuhan hanya menciptakan kesadaran yang unik.
Lepaskan ide tentang seorang manusia biasa ini. Ini merupakan penghinaan terhadap kemanusiaan.

Dan engkau mengatakan: APAKAH BUDDHA ATAU KRISTUS DILAHIRKAN DEMIKIAN?

Tidak. Tidak ada yang dilahirkan seperti itu. Kita semua lahir sama. Itu juga lagi-lagi adalah merupakan trik pikiran untuk menghindari perkembangan. Jika telah ditetapkan bahwa Buddha/Yang Telah Terjaga lahir sebagai Buddha/Yang Telah Terjaga, dan Kristus adalah Putra Tunggal Allah, dan Krishna adalah reinkarnasi dari Tuhan, ini adalah strategi yang indah untuk menghindar: ‘Lalu apa yang dapat kita lakukan?’

Jika kita bukan Buddha/Yang Telah Terjaga maka itu bukan kesalahan kita – kita tidak LAHIR seperti itu. Dan jika Buddha/Yang Telah Terjaga adalah Buddha/Yang Telah Terjaga, jadi bagaimana? Dia LAHIR sebagai seorang Buddha/Yang Telah Terjaga. Tidak ada kredit kepadanya; dia tidak melakukan sesuatu yang istimewa. Jika kita dilahirkan seperti Buddha/Yang Telah Terjaga kita akan menjadi Buddha/Yang Telah Terjaga juga. Tapi kita dilahirkan sebagai manusia BIASA.”
Ini adalah strategi. Pikiran itu sangat licik, dan kelicikannya sangat halus: berhati-hatilah dengan hal itu.

Tidak ada yang lahir sebagai seorang Buddha/Yang Telah Terjaga dan ya semua orang memiliki potensi menjadi seorang Buddha/Yang Telah Terjaga. Dan jangan mengatakan, “Aku merasa itu tidak benar” – karena bagaimana engkau dapat merasakan kecuali jika dirimu telah menjadi seorang Buddha/Yang Telah Terjaga? Engkau hanya dapat menyimpulkan, engkau hanya dapat berpikir, engkau tidak dapat merasakan.

Dengarkan aku!

AKU MERASA bahwa setiap orang dapat menjadi seorang Buddha/Yang Telah Terjaga. Dan aku merasakan hal itu karena sebelumnya aku juga manusia biasa … dan kemudian tiba-tiba ledakan ini, lalu tiba-tiba cahaya ini, kemudian tiba-tiba meditasi ini berkembang dan berbunga. Engkau juga dapat menjadi seorang Buddha/Yang Telah Terjaga; itu adalah hak kelahiranmu. Jangan tertipu oleh pikiranmu – tetaplah waspada, sadar.

~ OSHO, Be Still and Know, Always on the Rocks #3

OSHO, CAN BUDDHA OR CHRIST BE CREATED OR DEVELOPED OUT OF EVERY COMMON HUMAN BEING? OR IS BUDDHA OR CHRIST ONLY BORN AS SUCH? EVERY MAN IS BUDDHA, EVERY MAN IS CHRIST: I FEEL IT IS NOT TRUE.

THE BUDDHA OR THE CHRIST CANNOT BE CREATED because the Buddha is your intrinsic nature. It need not be created. It has not to be developed either; it is already there, it is already the case. It has only to be unfolded, it has to be discovered.

The treasure is there; you have to find the key to unlock the door. The treasure is not to be created, the treasure is not to be developed; you only have to find the right key.
You have forgotten about the key — the key is also with you. God provides you with everything that is needed on the journey; you come absolutely prepared. But society disturbs every child, distorts every child, because a Buddha or a Christ is useless to the society; they don’t serve any utilitarian purpose.

What can you do with a Buddha? What purpose is he going to serve? He will be a beautiful flower, but flowers don’t serve any purpose. Flowers have to be enjoyed, appreciated, loved. You can dance around them, you can drink their beauty, but they are not commodities in the marketplace. What can you do with the full moon? You cannot sell it, you cannot purchase it, you cannot be profited by it. You cannot have a bigger bank balance because of the full moon.

Hence the society is not interested in a Buddha or a Christ. Buddha is a full moon, a Buddha is a lotus flower, a Buddha is a bird on the wing. The Buddha is a poem, the Buddha is a song, the Buddha is a celebration. Because they are utterly beyond utility, the society is not interested in them; it is really afraid of these people. It wants you to be slaves, to be cogs in the wheel of the society. It wants you to be servants to the vested interests. It does not want you to be rebels — and a Buddha is bound to be a rebel.

A Buddha cannot follow stupid commandments given by the politicians or the moralists or the puritans or the priests. And these are the people who are exploiting humanity, oppressing humanity. They start destroying every possibility of every human child ever becoming a Buddha. They start crippling, they start poisoning.

And down the centuries they have learnt many ways to poison. It is a miracle that once in a while a child has escaped — must have somehow been a mistake on the part Of the priests and the politicians that a child escaped from the trap and became a Buddha.

Bal Krishna, every man is born to be a Buddha, every man has the seed of Buddhahood in him. But I can understand your question.

You say: I FEEL IT IS NOT TRUE.

Yes, if you look at the masses it doesn’t seem to be true. If it were true there would be many Buddhas, but one rarely hears about a Buddha. We only know that somewhere, twenty-five centuries ago, a certain Siddhartha Gautam became Buddha. Who knows whether it is true or not? It may be just a myth, a beautiful story, a consolation, an opium for the masses, to keep them hoping that one day they will also become Buddhas. Who knows whether Buddha is a historic reality?

And so many stories have been woven around the Buddha that he looks more like a mythological figure than a reality. When he becomes enlightened, gods come from heaven, play beautiful music, dance around him. Now how can this be history? And flowers shower on him from the sky — flowers of gold and silver, flowers of diamonds and emeralds. Who can believe that this is history?

This is not history, true, I agree. This is poetry. But it symbolizes something historical, because something so unique has happened in Buddha that there is no other way to describe it than to bring poetry in. Real flowers have not showered on Buddha, but whenever somebody becomes enlightened the whole existence rejoices — because we are not separate from it.

When you have a headache your whole body suffers, and when the headache goes your whole body feels good, a well-being. We are NOT separate from existence. And until you are a Buddha you are a headache — a headache to yourself, a headache to others, a headache to the whole existence. You are a thorn in the flesh of existence. When the headache disappears, when the thorn becomes a flower, when one man becomes a Buddha, a great pain that he was creating for himself and others disappears.

Certainly — I vouch for it, I am a witness to it — certainly the who]e existence rejoices, dances, sings. How to say it? It is nothing visible; photographs cannot be taken of it.

Hence the poetry; hence these metaphors, symbols, similes.

It is said that when Buddha was born his mother immediately died. It may not be a historical fact, it may be. But my feeling is that it is not a historical fact — because it is said that whenever a Buddha is born, the mother immediately dies. That is not true. There have been many Buddhas — Jesus’ mother did not die, Mahavira’s mother did not die, Krishna’s mother did not die. Maybe Siddhartha Gautam’s mother died, but it cannot be said that whenever a Buddha is born the mother dies, not historically.

But I know it has some significance of its own which is not historical. By ‘the mother’ is not really meant the mother; by ‘the mother’ is meant your whole past. You are reborn when you become a Buddha; your whole past functions as a womb, the mother. And the moment a Buddha is born, the moment you become enlightened, your whole past dies.

That death is necessary.

Now, THIS IS absolutely true. It happened with Mahavira, with Krishna, with Jesus; it has happened always. To say it, it is said that whenever a Buddha is born the mother dies.

You will have to be very very sympathetic to understand these things.

I can understand that it is difficult, looking at the greater part of humanity, to see that there is any possibility of every human being becoming a Christ or a Buddha. Looking at a seed can you believe that one day it can become a lotus? Just looking at the seed, dissecting the seed, will you be able to infer, conclude, that each seed is going to become a lotus? There seems to be no relationship at all. The seed looks nothing, and when you dissect it you find nothing in it, only emptiness. Still each seed carries a lotus within it — and each human being carries the Buddha within him.

YOU ASK ME: CAN BUDDHA OR CHRIST BE CREATED OR DEVELOPED…?

No, they cannot be created and they cannot be developed: they have to be discovered, they have to be uncovered. they are already there. You just have to reach your innermost core and you will find the Buddha enshrined, you will find the Christ. Christ and Buddha mean the same: the ultimate state of consciousness.

And you say:…OUT OF EVERY COMMON HUMAN BEING?

I have never come across a single common human being. I have come across thousands of people, I have looked into the depths of thousands of different people, but I have never come across a common, ordinary man. Every human being is unique, extraordinary, uncommon, exceptional. God never creates common human beings, God only creates unique consciousnesses .
Drop this idea of a common human being. This is an insult to humanity.

And you say: IS BUDDHA OR CHRIST ONLY BORN AS SUCH?

No. Nobody is born as such. We are all born alike. That too is again a trick of the mind to avoid growing. If it is settled that a Buddha is born as a Buddha, and a Christ is the ONLY begotten son of God, and Krishna is a reincarnation of God, this is a beautiful strategy to avoid: “Then what can we do? If we are not Buddhas it is not our fault — we are not BORN like that. And if Buddha is a Buddha, so what? He is BORN a Buddha. No credit to him; he has not done anything special. If we were born like Buddha we would be Buddhas too. But we are born as COMMON human beings.”

This is a strategy. Very cunning is the mind, and subtle is its cunningness: beware of it.

Nobody is born as a Buddha yet everybody brings the potential of being a Buddha. And don’t say, “I feel it is not true” — because how can you feel unless you have become a Buddha? You can only infer, you can only think, you cannot feel.

Listen to me!

I FEEL that everybody can become a Buddha. And I feel it because I was also a common human being…and then suddenly this explosion, then suddenly this light, then suddenly this meditativeness blossomed. You can also become a Buddha; it is your birthright. Don’t be tricked by your mind — remain alert, aware.

~ OSHO, Be Still and Know, Always on the Rocks #3
(Posted By Osho Indonesia)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...