Setiap ajaran mengacu pada satu hal—demikian kata
Atisha. Apa pula satu hal itu?
PENGHAPUSAN EGO, rasa angkuh! Itulah intisari ajaran para nabi, mesias, avatar
dan Buddha.
Yang melihat perbedaan antara Nabi Muhammad s.a.w dan
Isa, antara Krishna dan Zarathustra, antara Siddhartha dan Bahaullah, hanya
melihat kulit mereka, jubah mereka. Yang melihat perbedaan, sungguh belum
memahami ajaran mereka.
Yang membeda-bedakan pun ego. Kita ingin menjadi nomer
satu. Lalu apa pun yang berkaitan dengan kita harus nomer satu pula.
Agama kita harus nomer satu. Apa yang kita percayai harus nomer
satu. Kita ingin selalu berada di atas, pada urutan pertama. Dan karena belum
memahami inti ajaran, kita juga belum sadar bahwa yang sedang dituju hanyalah
satu, yaitu PENGHAPUSAN EGO.
Jangan angkuh, jangan sombong, jangan arogan, dan dalam
sekejap kita dapat menyelesaikan setiap masalah yang sedang kita hadapi.
Gampang, sekaligus sulit. Gampang bagi mereka yang menyadari ego sebagai sumber
dan penyebab setiap masalah. Sulit bagi mereka yang menganggap ego sebagai
kenyataan diri, yaitu mereka yang mengidentitaskan diri dengan ego.
* Dari buku: Seni Meberdaya Diri 3
ATISHA Melampaui Meditasi Untuk Hidup Meditatif
Halaman: 136–137
Oleh: Anand Krishna
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2003
ATISHA Melampaui Meditasi Untuk Hidup Meditatif
Halaman: 136–137
Oleh: Anand Krishna
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2003
Komentar
Posting Komentar