Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kisah-Kisah Yang Mencerahkan

Masuklah pada-Ku seorang diri

Allah berseru pada hamba-Nya, “Hendaklah engkau bekerja tanpa melihat pekerjaan itu! Hendaklah engkau bersedekah tanpa memandang sedekah itu! Engkau melihat kepada amal perbuatanmu, walau baik sekalipun, tak layak bagi-Ku untuk memandangnya. Maka janganlah engkau masuk kepada-Ku besertanya! Sesungguhnya, jika engkau mendatangi-Ku berbekal amal perbuatanmu, maka akan Aku sambut dengan penagihan dan perhitungan. Jika engkau mendatangi-Ku berbekal ilmu, maka akan Aku sambut dengan tuntutan! Dan jika engkau mendatangi-Ku dengan ma’rifat, maka sambutan-Ku adalah hujjah, padahal hujjah-Ku pastilah tak terkalahkan. Hendaklah engkau singkirkan ikhtiar (ikut mengatur dan menentukan kehendak-Nya untuk dirimu—red), pasti akan aku singkirkan darimu tuntutan. Hendaklah engkau tanggalkan ilmumu, amalmu, ma’rifat-mu, sifatmu dan asma (nama) mu dan segala yang ada (ketika mendatangi-Ku), supaya engkau bertemu dengan Aku seorang diri. Bila engkau menemui-Ku, dan masih ada dia...

Biksu Tua dan Rahasia Surga dan Neraka

Sebuah Cerita Zen … ‘Biksu Tua dan Rahasia Surga dan Neraka’ Biksu tua duduk di pinggir jalan. Dengan mata terpejam, kakinya disilangkan dan tangannya terlipat di pangkuan, ia duduk. Dalam meditasi mendalam, ia duduk. Tiba-tiba duduk meditasinya disela dengan keras dan suara menuntut seorang prajurit samurai. “Orang tua! Ajari aku tentang surga dan neraka!” Pada awalnya, seolah-olah dia tidak mendengar, tidak ada respon terlihat dari si biksu. Tapi secara bertahap dia mulai membuka matanya, tanda-tanda senyum bermain samar di sekitar sudut-sudut mulutnya dimana samurai berdiri di sana, menunggu dengan tidak sabar, tumbuh lebih banyak dan lebih gelisah dengan setiap detik yang lewat. “Kamu ingin mengetahui rahasia surga dan neraka?” jawab biksu itu pada akhirnya. “Kamu yang begitu berantakan, Kamu yang tangan dan kakinya ditutupi dengan kotoran.. Kamu yang rambutnya tidak disisir, napas yang busuk, yang pedangnya adalah semua berkarat dan takterurus. Anda yang je...

Cerpen Dari Dostoyevsky Tentang Isa Atau Yesus

Seorang novelis Rusia, saya lupa namanya, mungkin Dostoyevsky pernah menulis cerpen (cerita pendek) yang indah sekali, manis sekali. Saya membumbuinya sedikit: Seribu Sembilan ratus tahun setelah disalibkan, pada suatu ketika Yesus melihat kebawah. Ia menemukan sekian banyak gereja tersebar diseluruh dunia. Sampai kepelosok-pelosok, sampai kedusun-dusun terpencil pun ada saja bangunan gereja. Ada saja seorang pastor atau seorang pendeta yang mengurusnya. Ia berpikir,”Keadaan didunia sudah berubah. Kali ini kalau aku turun, mereka pasti akan menerimaku dengan tangan terbuka.” Dan Ia pun langsung menghadap Allah, ”Bapa, biarkan aku turun sekali lagi. Sepertinya mereka sudah siap untuk menerimaku.” Allah Bapa tersenyum,”Isa, anakKu, apa yang membuat kamu berpikir demikian?’ Yesus menjawab, “Karena sudah ada sekian banyak gereja, tempat ibadah yang tersebar diseluruh dunia. Sampai kedesa-desa terpencil pun ada paling tidak seorang pastor, ada paling tidak seorang pendeta ...

Suara Yang Paling Indah

Seorang tua yang tak berpendidikan tengah mengunjungi sebuah kota besar untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dibesarkan di sebuah dusun di pegunungan yang terpencil, bekerja keras membesarkan anak-anaknya, dan kini sedang menikmati kunjungan perdananya ke rumah anak-anaknya yang modern. Suatu hari, sewaktu dibawa berkeliling kota, orang tua itu mendengar suara yang menyakitkan telinga. Belum pernah dia mendengar suara yang begitu tidak enak didengar semacam itu di dusunnya yang sunyi. Dia bersikeras mencari sumber bunyi tersebut. Dia mengikuti sumber suara sumbang itu, dan dia tiba disebuah ruangan di belakang sebuah rumah, di mana seorang anak kecil sedang belajar bermain biola. “Ngiiik! Ngoook!” berasal dari nada sumbang biola tersebut. Saat dia mengetahui dari putranya bahwa itulah yang dinamakan “biola”, dia memutuskan untuk tidak akan pernah mau lagi mendengar suara yang mengerikan tersebut. Hari berikutnya, di bagian lain kota, orang tua ini mendengar sebuah s...

Seorang Rahib dan Kepompong Kupu-Kupu

Seorang rahib menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Sangat menarik! Ia duduk diam, sambil memperhatikan, mengamati perjuangan kupu-kupu itu  membebaskan dirinya dari kepompong. Lewat lubang yang sangat kecil, ia berusaha memaksa dirinya keluar. Kemudian, pada suatu ketika, kupu-kupu itu berhenti. Sepertinya, ia sudah menyerah. Ia sudah berjuang sebatas kemampuannya. Sudah maksimal, dan tidak bisa berbuat lebih banyak lagi. Sang rahib berpikir, “Kasihan, ia sudah berusaha keras, tetapi tidak berhasil juga. Saya harus membantunya”. Dan ia mengambil gunting, lalu memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Dengan sangat mudah, kupu-kupu itu pun keluar. Namun, tubuhnya masih kecil dan gembung. Sayap-sayapnya pun mengkerut. Rahib itu mengamatinya terus. Ia berharap bahwa pada suatu saat sayap-sayapnya akan mekar dan melebar, sehingga mampu menopang tubuhnya. Semuanya itu tidak pernah terjadi. Dan, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitar rahib yang “meno...

Seorang Pria Dalam Pencariannya pada Seorang Guru

Ada cerita sufi yang terkenal: Seorang pria dalam pencariannya pada seorang Guru. Dia siap untuk berkeliling dunia,  dia bertekad untuk menemukan Guru, Guru Sejati, Guru Sempurna. Di luar desanya dia bertemu dengan seorang tua, seorang pria yang baik, duduk di bawah sebuah pohon. Dia bertanya pada orang tua itu, “Pernahkah anda mendengarnya selama hidup anda – anda terlihat seperti seorang pengembara …” Dia berkata, “Ya, saya adalah seorang pengembara. Saya berkelana ke seluruh bumi.” Pria itu berkata, “Itu adalah tipe orang yang tepat. Dapatkah anda menyarankan kepada saya ke mana saya harus pergi? Saya ingin menjadi murid dari seorang Guru Sempurna.” Orang tua itu menyarankan beberapa alamat kepadanya, dan pemuda itu berterima kasih padanya dan melanjutkan perjalanannya. Setelah tiga puluh tahun berkeliaran mengelilingi bumi dan tidak menemukan siapa pun yang memenuhi harapannya, dia kembali merasa sedih, tertekan. Saat dia memasuki desanya dia melihat p...

Pelecehan Dan Pencerahan

Guru-guru meditasi yang berpengalaman sering harus berhadapan dengan siswa-siswa yang mengklaim diri mereka telah mencapai pencerahan. Salah satu cara ampuh untuk menguji apakah klaim tersebut benar atau tidak adalah dengan melecehkan si murid sedemikian rupa sehingga mereka akhirnya menjadi marah. Seperti yang telah diketahui oleh semua biarawan dan biarawati Buddhis, Buddha dengan jelas menyatakan bahwa siapapun yang masih bisa marah, pastilah belum tercerahkan. Seorang biksu Jepang muda, berkeinginan kuat untuk mencapai Nirwana dalam kehidupan ini juga, mengasingkan diri untuk bermeditasi di sebuah pertapaan, di sebuah pulau di tengah telaga, tak jauh dari sebuah wihara terkenal. Dia ingin tercerahkan sedini mungkin dalam hidupnya, setelah itu dia bisa mengurusi hal-hal lainnya. Ketika pelayan wihara datang dengan sampan kecilnya untuk mengantarkan pasokan mingguan, si biksu muda menitipkan pesan untuk meminta beberapa helai kertas perkamen yang mahal, sebuah pena bulu aya...

Penolakan Seorang Master

Sebuah Cerita Zen … oleh: Osho Ini terjadi: Dalam sebuah biara Zen di China, seorang Guru sedang merayakan hari pencerahan Gurunya, Guru sudah meninggal. Di Cina, seorang murid merayakan hari pencerahan Gurunya hanya jika ia adalah seorang murid yang di inisiasi, bukan sebaliknya. Orang-orang dari desa-desa terdekat berkumpul dan mereka menanyakan Guru ini yang merayakan hari pencerahan Guru-nya, ‘Mengapa anda merayakan? Karena kita tidak pernah mendengar bahwa anda pernah diterima oleh Sang Guru atau diinisiasi. Sebaliknya, pada sebaliknya, rumor bahwa ketika anda pergi meminta untuk diinisiasi ia menolak anda, anda diusir keluar. Jadi mengapa anda merayakan? ” Sang Guru tertawa dan dia berkata, ‘Karena ia menolak saya – itu sebabnya. Penolakkannya adalah inisiasi, tetapi pada saat itu saya tidak bisa memahaminya. Dia telah menerima saya, saya tidak akan telah tercerahkan begitu cepat. Dia menolak saya karena keluar dari kasih sayang yang mendalam. Dan penolakannya adala...

Kisah Hui neng

Jadi sesungguhnya, untuk seorang Buddha, untuk siapa saja yang tercerahkan, tidak perlu untuk bertanya kepada orang lain, siapakah dia. Auranya menunjukkan segalanya. Dan ketika seseorang menjadi tercerahkan, sang guru tahu akan hal itu, karena auranya mengungkapkan segalanya. Aku akan bercerita padamu … Hui Neng, seorang master dari Cina, berkerja untuk gurunya. Ketika Hui Neng pergi ke gurunya, gurunya berkata, “Untuk apa kau datang ke sini? Tidak perlu datang padaku.” Dia tidak bisa mengerti. Hui Neng berpikir bahwa ia belum siap untuk diterima, tetapi sang guru melihat sesuatu yang lain. Dia melihat aura Hui Neng yang tumbuh. Sang guru mengatakan ini: “Bahkan jika engkau tidak datang padaku, hal ini pasti akan terjadi cepat atau lambat, di mana saja. Engkau sudah di situ, sehingga tidak perlu datang padaku.” Tapi Hui Neng berkata, “Janganlah menolakku.” Jadi sang guru menerimanya dan menyuruhnya pergi ke belakang biara, di dapur biara. Itu adalah sebuah biara besar de...