Langsung ke konten utama

Seorang Rahib dan Kepompong Kupu-Kupu


Seorang rahib menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Sangat menarik! Ia duduk diam, sambil memperhatikan, mengamati perjuangan kupu-kupu itu  membebaskan dirinya dari kepompong. Lewat lubang yang sangat kecil, ia berusaha memaksa dirinya keluar. Kemudian, pada suatu ketika, kupu-kupu itu berhenti. Sepertinya, ia sudah menyerah. Ia sudah berjuang sebatas kemampuannya. Sudah maksimal, dan tidak bisa berbuat lebih banyak lagi.
Sang rahib berpikir, “Kasihan, ia sudah berusaha keras, tetapi tidak berhasil juga.
Saya harus membantunya”. Dan ia mengambil gunting, lalu memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Dengan sangat mudah, kupu-kupu itu pun keluar. Namun, tubuhnya masih kecil dan gembung. Sayap-sayapnya pun mengkerut. Rahib itu mengamatinya terus. Ia berharap bahwa pada suatu saat sayap-sayapnya akan mekar dan melebar, sehingga mampu menopang tubuhnya.
Semuanya itu tidak pernah terjadi. Dan, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitar rahib yang “menolongnya”. Dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut, dia tidak pernah bisa terbang.
Dalam ketergesaannya untuk berbuat baik, rahib itu tidak mengerti bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dilakukan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil itu memang dibutuhkan. Hanya dengan cara itu, cairan dari tubuh kupu-kupu akan menyebar ke dalam sayap-sayapnya, sehingga begitu memperoleh kebebasan dari kepompong, ia akan siap terbang.
Perjuangan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Hidup tanpa hambatan, tanpa rintangan, akan melumpuhkan jiwa kita. Tanpa kesulitan seperti itu, kita tidak akan pernah menjadi kuat, dan mungkin tidak akan pernah bisa terbang!
***
Kisah indah dan manis sekali ini tidak diketahui siapa pengarangnya! Jika setiap kali kita bertemu dengan seorang Master, jangan mengira bahwa dari sananya mereka sudah demikian. Mereka semua bekerja keras. Mereka semua bisa terbang, karena pernah berupaya keras untuk membebaskan diri dari kepompong…. (Anand Krishna)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...