Langsung ke konten utama

Rasulullah (Sal.) on Mi’raj


Murid: ‘’Dalam sebuah hadits, sebuah cerita tradisional, Rasûlullah, Nabi Muhammad (Sal.) mengatakan bahwa orang-orang yang tinggal di surga akan melihat ALLAH sepanjang waktu, bahwa Dia akan terlihat jelas’’.

Bawa Muhaiyaddeen: ‘’Ketika Rasulullah (Sal.) melanjutkan Mi’raj, untuk berkomunikasi dengan ALLAH, tabir memisahkan Rasulullah (Sal.) dari ALLAH. ALLAH berbicara kepadanya dari belakang tabir ini. Mereka membahas doa dan ibadah, dan ALLAH mengatakan kepada Rasulullah (Sal.) untuk memberitahukan semua yang telah Dia sampaikan untuk para pengikutnya.

Ketika mereka telah selesai berbicara tentang doa dan tentang pengikut-pengikutnya, Rasulullah (Sal.) berkata, “ALLAH, saya ingin melihat Anda.  Saya harus melihat Anda.”

ALLAH berkata, “Hapus tabir dan lihat’’.

Di sisi lain tabir adalah cermin, cermin yang cemerlang di mana delapan belas ribu alam semesta dapat dilihat. Ketika ia melihat ke dalam cermin, Rasulullah (Sal.) hanya melihat dirinya, ia melihat bentuk sendiri dan keindahan sendiri. Ia melihat seorang pemuda berusia enam belas tahun dengan wajah bercahaya indah. Kemudian ALLAH berbicara kepadanya.

Bagaimana seseorang melihat ALLAH dalam keadaan itu? Kemegahan kebenaran ALLAH adalah cermin cemerlang dalam hati seseorang. Ketika ia melihat ke dalam cermin ini, dia melihat keindahan-nya sendiri dan dia tahu dirinya sendiri. Jika ia melihat semua kualitas ALLAH dan tindakan dalam dirinya sendiri, maka dia akan melihat keindahan-nya sendiri tidak berubah, kekal, enam belas tahun keindahannya.

Jika ia tidak memegang apa-apa yang sama dengan ALLAH, maka ia akan melihat keindahan ALLAH, kelimpahan-Nya, dan kemewahan (penampakan yang sangat indah dan mencengangkan) yang disebut NUR.

Dengan demikian ia melihat kedua kekuatan dari insan kamil dan kuasa ALLAH. Kemudian tabir tubuhnya akan dihapus, dan hatinya menjadi ALLAH. Mereka menjadi satu. Ketika ia datang ke keadaan tersebut, ia adalah di dalam Allah dan Allah adalah dalam dirinya.

Ketika Rasulullah (Sal.) kembali dari Mi’raj, para pengikutnya bertanya kepadanya, “Apakah anda melihat ALLAH?” Keduanya A’ishah (Ral.) dan Fatimah (Ral.) menanyakan Rasulullah (Sal.) jika ia telah melihat ALLAH, tetapi Nabi (Sal.) hanya dapat mengatakan, “Jika aku berbicara tentang misteri sekarang anda tidak akan mengerti. Anda akan melihat itu nanti.” Hanya untuk Umar ibnul-Khattab (Ral.) ia mengungkapkan rahasianya.

Orang yang tidak melihat ALLAH dalam dirinya sendiri tidak akan dapat melihat ALLAH di luar. Tetapi orang yang telah melihat kebaikan ALLAH dalam dirinya sendiri akan melihat  ALLAH. Apa yang akan ia lihat? Ia akan melihat dirinya. Lubuk hati nya yang terdalam sendiri akan menjadi cermin yang cemerlang, dan ketika ia melihat ke dalam cermin itu, ia akan melihat dirinya dalam cahaya’’.

Rasulullah (Sal.) on Mi’raj

Child: In a hadith, a traditional story, the Resûlullah, Prophet Muhammed (Sal.) said that those who dwell in heaven will see ALLAH all the time, that He will be clearly visible.

Bawa Muhaiyaddeen: When the Rasulullah (Sal.) went on Mi’raj, to commune with ALLAH, a veil separated the Rasulullah (Sal.) from ALLAH. ALLAH spoke to him from behind this veil. They discussed prayer and worship, and ALLAH told the Rasulullah(Sal.) to tell all He had spoken to his followers.

When they had finished talking about prayer and about his followers, the Rasulullah (Sal.) said, “ALLAH, I want to see You. I must see You.”

ALLAH said, “Remove the veil and look.”

On the other side of the veil was a mirror, a brilliant mirror in which
the eighteen thousand universes could be seen. When he looked into the mirror, the Rasulullah (Sal.) saw only himself, he saw his own form and his own beauty. He saw a sixteen-year-old youth with a beautiful radiant face. Then ALLAH spoke to him.

How does one see ALLAH in that state? ALLAH’s resplendent truth is
the brilliant mirror in such a one’s heart. When he looks into this mirror, he sees his own beauty and he knows himself. If he sees all of ALLAH’s qualities and actions within himself, then he will see his own unchanging, eternal, sixteen-year-old beauty. If he holds nothing equal to ALLAH, he will see ALLAH’s beauty, His plentitude, and the replendence called NUR.

Thus he sees both the power of insan kamil and the power of ALLAH. Then the veil of his body is removed, and his heart becomes ALLAH. They become one. When he comes to that state, he is within GOD and GOD is within him.

When the Rasulullah (Sal.) returned from Mi’raj, his followers asked him, “Did you see ALLAH?” Both A’ishah(Ral.) and Fatimah(Ral.) asked the Rasulullah(Sal.) if he had seen ALLAH, but the Prophet(Sal.) could only say, “If I speak of that mystery now you will not understand. You will see it later.” Only to Umar ibnul-Khattab(Ral.) did he reveal the secret.

One who does not see ALLAH within himself will never be able to see ALLAH on the outside. But one who has seen ALLAH’s benevolence within himself will see ALLAH. What will he see? He will see himself. His own
innermost heart will be the brilliant mirror, and when he looks into that mirror, he will see himself in its light.
.
MR Bawa Muhaiyaddeen (Ral.)
Golden Words of a Sufi Sheikh (p426-7)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...