Dharmarakshita mengatakan, “Adhyatma, spiritualitas,
bukanlah untuk para pengecut. Hanya para pemberani yang dapat menggapainya.
Adhyatma membutuhkan keberanian yang luar biasa – KEBERANIAN UNTUK BERSERAH
DIRI SEPENUHNYA. Keyakinan kita pada Kesadaran Murni, harus tak tergoyahkan.
Kalian masih saja tergoda oleh hal-hal yang semu, berarti kalian belum yakin
sepenuhnya.” (Halaman 47)
Malam itu Rahulgupta melihat gurunya dalam mimpi, “Kamu
telah menyalah tafsirkan ajaranku. Latihan-latihan yang kamu berikan kepada
para anak didikmu justru mencelakakan mereka. Pengasahan alam bawah sadar yang
kamu anjurkan justru semakin menjauhkan mereka dari pencerahan.”
Rahulgupta terjaga dari mimpinya. Badannya keringatan. Ia
sadar bahwa apa yang ia lakukan selama itu sungguh tidak menunjang perkembangan
diri para anak didiknya. Ia sadar pula bahwa latihan-latihan yang ia berikan
HANYA MENGEMBANGKAN KEANGKUHAN DALAM DIRI MEREKA.
Merasakan getaran disana-sini, membersihkan dan memutar
dan membuka chakra—selama itu ia hanya membohongi mereka. Ia membuat mereka
berhalusinasi. (Halaman 56)
Rahulgupta menyadari kesalahannya. Apa yang ia ajarkan
selama ini hanya membuat anak didiknya pintar berhalusinasi, mencari-cari
getaran, mencari-cari perasaan yang macam-macam. Sungguh getaran-getaran itu,
perasaan-perasaan itu muncul dari pikiran mereka sendiri. Hasil rekayasa alam
bawah sadar mereka sendiri. (Halaman 57)
Dengan meditasi, kita dapat melampaui mind, Justru
melampaui mind—transcending the mind—itulah meditasi, baik subconscious mind
maupun apa yang selama ini saya sebut superconscious mind. Untuk melepaskan
diri anda dari cengkeraman subconscious mind, saya memberikan iming-iming
superconscious mind, sesuatu yang jauh lebih berharga dan berarti daripada
subconscious mind yang sama sekali tidak berarti. Tiba sekarang waktunya, untuk
melampaui kedua-duanya, karena selama mind belum terlampaui, apapun sifatnya—entah
sub ataupun super—sebenarnya kita belum memasuki alam meditasi. – (Halaman 1 –
5)
“Regard all phenomenas as dreams!” (Atisha)
Apapun yang terlihat, apapun yang terpikirkan, apapun
yang terasa—semuanya bagaikan mimpi. Jangan terjebak. Jangan memilah, mana yang
mimpi, mana yang bukan. Mana yang imajinasi, mana yang bukan. Mana yang
halusinasi, mana yang bukan. Jangan mengambil sikap, mana yang benar, mana yang
tidak. Apapun yang anda lihat, yang bisa dilihat, apapun yang anda pikirkan,
yang bisa dipikirkan, dan apapun yang anda rasakan, yang bisa dirasakan—semua
itu hanyalah mimpi.
Memahami hal ini memang sulit. Jangan berupaya untuk
memahaminya. Percuma, tidak bisa. Atisha tidak bisa dipahami. Atisha harus
dilakoni. (Halaman 24)
___Dari buku: Seni Meberdaya Diri 3
ATISHA
Melampaui Meditasi Untuk Hidup Meditatif
Oleh: Anand Krishna
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2003
ATISHA
Melampaui Meditasi Untuk Hidup Meditatif
Oleh: Anand Krishna
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2003
******
Anda juga tahu persis, apa yang hendak anda capai. Anda
yakin betul bahwa “Pikiran alam bawah sadar” atau subconscious tidak akan
membantu anda. Mind harus terlepaskan. Pendek kata, anda mengetahui dengan
pasti “apa” yang dapat membantu anda dan “apa” yang justru bisa menjadi
penghalang.
Anda berhenti mengejar “kesaktian”, “kewaskitaan” dan
lain sebagainya. Ya, kekuatan kedua ini justru membuat anda berhenti mengejar
“kesaktian” dari luar diri.
Sederhana sekali, yang merasa “kuat” tidak akan mengejar
kekuatan lagi. Yang mengejar selalu mereka yang masih merasa “lemah”. Padahal
menurut Atisha, kelemahan itu hanyalah buah pikiran. Yang membuat kita merasa
lemah dan berdosa dan tidak berdaya, justru subconscious mind kita. Lalu, ia
pula yang mendorong kita untuk mengejar “kekuatan”.
Subconscious mind bagaikan rumput liar. Benih apa pun
yang anda tanam tidak akan tumbuh, karena dihalang-halangi oleh rumput liar.
Tidak ada jalan lain, kecuali mencabut rumput liar, membersihkan lahan, dan
setelah itu baru menanam benih kebajikan.
Anda menyumbang, melakukan bhakti sosial—semuanya
percuma. Tidak berguna sama sekali, selama subconscious mind anda masih
memainkan peran utama. Anda malah menjadi arogan. Pegawai dikantor anda tindas.
Para gembel di jalanan anda beri makan. Untuk apa? Apa yang ingin anda
buktikan?
(Dari Buku Seni Memberdaya Diri 3 Atisha.
Melampaui Meditasi Untuk Hidup Meditatif,
oleh Anand Krishna – Page: 107–110)
Melampaui Meditasi Untuk Hidup Meditatif,
oleh Anand Krishna – Page: 107–110)
Komentar
Posting Komentar