Langsung ke konten utama

Bersyukur


Hidup adalah anugerah Tuhan, begitu pula dengan kematian. Cinta adalah anugerah Tuhan, dan begitu pula dengan semua yang pernah terjadi, baik dan juga buruk. Seluruh dualitas kehidupan adalah anugerah Tuhan. Orang yang mengerti ini tidak hanya bersyukur atas semua yang baik tetapi juga bersyukur atas semua yang kelihatan buruk; itulah rasa syukur yang sesungguhnya. Bersyukur hanya untuk saat-saat bahagia itu bukanlah rasa syukur; itu hanya keserakahan belaka, kelicikan, tetapi tidak ada hubungannya dengan rasa syukur.

Rasa syukur yang sesungguhnya muncul hanya ketika engkau bersyukur bahkan untuk saat-saat tidak bahagia, untuk semua rasa sakit dan penderitaan dan kesedihan yang dibawa oleh kehidupan. Di saat seseorang mampu merasa bersyukur atas keduanya, penderitaan dan kenikmatan, tanpa perbedaan apapun, tanpa pilihan, hanya merasa bersyukur atas apapun yang diberikan …. Karena jika itu diberikan oleh Tuhan, itu pasti memiliki alasan di dalamnya. Kita mungkin menyukainya, kita mungkin tidak menyukainya, tapi itu pasti diperlukan untuk pertumbuhan kita. Dan penderitaan diperlukan sebanyak kesenangan, kegelapan sebanyak cahaya. Musim dingin dan musim panas keduanya diperlukan untuk pertumbuhan. Begitu ide ini menetap di dalam hati, maka setiap saat dalam kehidupan adalah rasa syukur.

Biarkan ini menjadi meditasi dan doamu: bersyukurlah kepada Tuhan setiap saat – untuk tawa, untuk air mata, untuk segala sesuatunya. Kemudian engkau akan melihat satu keheningan yang muncul di dalam hatimu, yang engkau belum kenal sebelumnya. Itu adalah kebahagiaan.

OSHO, Won‘t You Join the Dance, A darshan diary, Chpt. 8

Life is god’s grace, and so is death. Love is god’s grace, and so is all that ever happens, good and bad too. The whole duality of existence is god’s grace. One who understands this is not only grateful for all that is good but is also grateful for all that appears bad; that is real gratefulness. To be grateful only for the happy moments is nothing of gratefulness; that is simple greed, cunningness, but it has nothing to do with gratefulness.

Real gratefulness arises only when you are grateful even for unhappy moments, for all the pain and the suffering and the anguish that life brings. The moment one is capable of feeling grateful for both pain and pleasure, without any distinction, without any choice, simply feeling grateful for whatsoever is given…. Because if it is given by God, it must have a reason in it. We may like it, we may not like it, but it must be needed for our growth. And pain is needed as much as pleasure, darkness as much as light. Winter and summer are both needed for growth. Once this idea settles in the heart, then each moment of life is of gratitude.

Let this become your meditation and prayer: thank god every moment – for laughter, for tears, for everything. Then you will see a silence arising in your heart that you have not known before. That is bliss.

OSHO, Won‘t You Join the Dance, A darshan diary, Chpt. 8
(Posted By Osho Indonesia)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...