Guru: Meditasi di dunia seperti ini sangat sulit. Manusia mampu melakukan hampir segala sesuatu, tetapi meditasi sangat sulit buatnya. Jika dia menyadari apa itu meditasi yang sesungguhnya, dia tidak akan meditasi.
Murid: Dia tidak meditasi? Mengapa?
Guru: Karena jika dia mengerti apa itu meditasi, maka di dalamnya itulah terletak meditasi.
Murid: Karena kemudian dia tidak terpisah darinya? Ketika anda tidak tahu bahwa anda sedang meditasi, apakah itu berarti anda sedang bermeditasi yang sesungguhnya?
Guru: Benar. Hanya karena manusia tidak mengenal dirinya sendiri, maka dia berpikir dia sedang bermeditasi. Dia berpikir dia melihat berbagai bentuk di luar dirinya, tetapi mereka sesungguhnya adalah kualitas dan energi di dalam dirinya sendiri yang telah dimanifestasikannya ke luar diri.
Ada empat ratus triliun sepuluh ribu energi semacam itu,
atau yang disebut juga kesaktian, yang bekerja di dalam tubuhnya. Dia mengubah
kesaktian ini ke dalam bacaan-bacaan dan menyebutnya sebagai meditasi.
Tubuh manusia terdiri dari lima elemen yaitu tanah, api, air, udara, dan ether. Dia juga memiliki pikiran dan nafsu, nafsu terhadap bumi, wanita, dan emas. Juga di dalam dirinya ada banyak sekali kualitas binatang yang saling membunuh dan memakan: kualitas anjing, elang, burung bangkai, gajah, dan kualitas-kualitas setan dan hantu.
Ini semua adalah kualitas-kualitas yang menyatu (inherent) dengan manusia, yang diwujudkannya sebagai bentuk-bentuk di luar dirinya. Kemudian, dia tempatkan keimanannya kepada mereka tanpa menyadari bahwa dia sedang menyembah kualitas-kualitasnya sendiri. Dia bawa masing-masing kualitas itu ke depan, lalu dia tanya, “Apa yang kamu inginkan?” Kualitas itu akan meminta apapun yang diinginkannya. Semua yang diceramahkan, didiskusikan, diperdebatkan, dan didoakan diarahkan ke kualitas-kualitas tersebut.
Murid: Jadi, ini lebih sebagai cerminan kesadaran diri sendiri dari pada penglihatan terhadap sesuatu yang di luar diri sendiri?
Guru: Benar, itu adalah kualitas manusia sendiri yang dilihat, seolah-olah itu ada di luar dirinya.
Murid: Tetapi, jika seseorang melihat segala seluatu di dalam dirinya, kemudian semua yang di luar diri ada di dalam dirinya, bukankah ini adalah hal yang sama?
Guru: Segala sesuatu yang ada di luar ada di dalam diri kita, dan segala sesuatu yang di dalam diri kita juga ada di luar.
Murid: Jadi, mana yang nyata? Apa yang kita lihat di luar bisa kita lihat karena kita mengalaminya di dalam. Apakah ini juga nyata?
Guru: Semua pemain nyata ada di dalam diri; apa yang kita lihat di luar hanyalah adegan. Dunia hanyalah panggung, dan setiap orang beraksi dengan bagiannya masing-masing. Aksi inilah yang disebut meditasi. Jika kita berhenti beraksi dan berusaha mencari tahu siapa diri kita yang sebenarnya, maka kita akan mampu menemukan Tuhan dan menemukan sambungan antara manusia dan Tuhan. Inilah rahasianya: menemukan Diri Sejati. Tidak ada meditasi yang melampaui itu. Seseorang yang mengetahui Diri Sejatinya tidak akan memiliki nafsu atas tanah, wanita, atau emas. Dia tak akan memiliki nafsu, ego, ilusi, perbedaan agama, ras, dan kasta, dan tidak memiliki ikatan darah. Dia melihat setiap manusia sebagai anggota keluarga Tuhan.
Tubuh manusia terdiri dari lima elemen yaitu tanah, api, air, udara, dan ether. Dia juga memiliki pikiran dan nafsu, nafsu terhadap bumi, wanita, dan emas. Juga di dalam dirinya ada banyak sekali kualitas binatang yang saling membunuh dan memakan: kualitas anjing, elang, burung bangkai, gajah, dan kualitas-kualitas setan dan hantu.
Ini semua adalah kualitas-kualitas yang menyatu (inherent) dengan manusia, yang diwujudkannya sebagai bentuk-bentuk di luar dirinya. Kemudian, dia tempatkan keimanannya kepada mereka tanpa menyadari bahwa dia sedang menyembah kualitas-kualitasnya sendiri. Dia bawa masing-masing kualitas itu ke depan, lalu dia tanya, “Apa yang kamu inginkan?” Kualitas itu akan meminta apapun yang diinginkannya. Semua yang diceramahkan, didiskusikan, diperdebatkan, dan didoakan diarahkan ke kualitas-kualitas tersebut.
Murid: Jadi, ini lebih sebagai cerminan kesadaran diri sendiri dari pada penglihatan terhadap sesuatu yang di luar diri sendiri?
Guru: Benar, itu adalah kualitas manusia sendiri yang dilihat, seolah-olah itu ada di luar dirinya.
Murid: Tetapi, jika seseorang melihat segala seluatu di dalam dirinya, kemudian semua yang di luar diri ada di dalam dirinya, bukankah ini adalah hal yang sama?
Guru: Segala sesuatu yang ada di luar ada di dalam diri kita, dan segala sesuatu yang di dalam diri kita juga ada di luar.
Murid: Jadi, mana yang nyata? Apa yang kita lihat di luar bisa kita lihat karena kita mengalaminya di dalam. Apakah ini juga nyata?
Guru: Semua pemain nyata ada di dalam diri; apa yang kita lihat di luar hanyalah adegan. Dunia hanyalah panggung, dan setiap orang beraksi dengan bagiannya masing-masing. Aksi inilah yang disebut meditasi. Jika kita berhenti beraksi dan berusaha mencari tahu siapa diri kita yang sebenarnya, maka kita akan mampu menemukan Tuhan dan menemukan sambungan antara manusia dan Tuhan. Inilah rahasianya: menemukan Diri Sejati. Tidak ada meditasi yang melampaui itu. Seseorang yang mengetahui Diri Sejatinya tidak akan memiliki nafsu atas tanah, wanita, atau emas. Dia tak akan memiliki nafsu, ego, ilusi, perbedaan agama, ras, dan kasta, dan tidak memiliki ikatan darah. Dia melihat setiap manusia sebagai anggota keluarga Tuhan.
Komentar
Posting Komentar