Langsung ke konten utama

Seseorang Mengatakan Hal ini Pada Saya Di FB

“Tujuan hidup manusia adalah moksa. Tapi diperlukan keberuntungan untuk menemukan guru tercerahkan untuk mencapai moksa. Kalau dengan usaha sendiri sulit untuk mencapainya karena karma dari jutaan kehidupan (samsara).

Kesadaran saat ini hanya bisa membakar ego atau tidak mengulangi kesalahan saat ini. Semua kebaikan yang kita lakukan didunia ini hanya mengantar ke sorga tetapi untuk membakar dosa dari jutaan kehidupan maka dibutuhkan seorang guru sejati yang tercerahkan atau Nabi sebagai utusanNya untuk bisa menghapus karma masa lalu tersebut. Sebab dibutuhkan kekuatan yang besar untuk ditanggung oleh guru tersebut untuk mengambil karma masa lalu kita. Barulah kemungkinan tadi reinkarnasi bisa tercapai (moksa)”. ____Pak Fulan (Nama Samaran)

Mari kita menjawabnya secara bersama-sama:

“Kasihan, dia begitu percaya akan apa yang dia katakan, karena apa yang dipercayainya akan “terjadi”. Bila dia menganggap dirinya bagian dari sejarah trilliunan tahun, maka untuk melampaui ruang dan waktu dia harus membebaskan diri dari pengalaman hidup sekian trilliun tahun pula. Padahal membebaskan diri dari pengalaman satu masa kehidupan saja sudah sulit banget.

“Keterikatan” dengan masa lalu, dengan pengalaman-pengalaman dari masa lalu, disebabkan oleh mind yang amat sangat aktif, yang tidak mampu let go. Subconscious atau alam bawah sadar teman kita tadi sudah pasti kuat sekali. Lalu bagaimana bisa memasuki alam meditasi? Bagaimana memasuki “Kerajaan Allah” yang terbuka pintunya bagi “anak-anak kecil” yang masih lugu, polos, yang tidak berurusan dengan alam bawah sadar, atas sadar, tengah sadar, kiri sadar, dan kanan sadar?”

(Dari buku Anand Krishna (2001). Atma Bodha Menggapai Kebenaran Sejati Kesadaran Murni dan Kebahagiaan Kekal. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)
***
“Selama Anda percaya pada karma, maka karma akan selalu meraih Anda, dan mengubah Anda ke segala arah. Tapi ketika Anda bertanya “Untuk siapa ada karma?” Dan menyadari itu hanya untuk pribadi ‘saya’, maka tidak ada lagi karma apapun. Selama Anda percaya bahwa Anda adalah tubuh maka karma ada untuk Anda juga, karma ada hanya untuk tubuh. Karma tidak ada untuk Diri. Karma hanya ada untuk tubuh dan pikiran .. Dan ketika tubuh dan pikiran telah benar-benar berubah, dimana karma? Itu hilang. Itu tidak pernah ada”.

“As long as you believe in karma, then karma will always grab you, and turn you in all directions. But when you ask “For whom is there karma?” and realize it’s only for the personal ‘I’, then there is no longer any karma. As long as you believe you are the body then karma exists for you also, for karma only exists for the body. Karma does not exist for the Self. Karma only exists for the body and the mind. And when the body and the mind has been totally transmuted, where is there karma? It’s gone. It never was” (Robert Adams, T109)
***
Pemuja:. Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa saya tidak dilahirkan?

Maharisi:. Ya, Anda sekarang berpikir bahwa Anda adalah tubuh dan oleh karenanya membingungkan diri sendiri dengan kelahiran dan kematiannya. Tapi Anda bukan tubuh dan Anda tidak memiliki kelahiran dan kematian. (From ‘Talks with Sri Ramana Maharshi’ 644) 

Sri Bhagawan: Tidak ada karma tanpa karta (pelaku). Pada pencarian pelaku, ia hilang. Lalu dimana Karma? (From ‘Talks with Sri Ramana Maharshi’ 628) 

Pengunjung lain menanyakan, “Saat ini dikatakan terjadi karena karma masa lalu. Bisakah kita melampaui karma masa lalu dengan kehendak bebas kita sekarang?”

Bhagawan: Lihat apa yang adalah saat ini, seperti yang telah saya katakan. Kemudian Anda akan memahami apa yang terkena atau yang memiliki masa lalu atau masa depan dan juga apa yang selalu hadir dan selalu bebas, tidak terpengaruh oleh masa lalu atau masa depan atau oleh karma masa lalu. (Ramana Maharshi from ‘Day by Day with Bhagavan’ 3-1-46 Afternoon)

“You are awareness.
Awareness is another name for you. Since you are awareness there is no need to attain or cultivate it”. (Bhagawan Sri Ramana Maharshi, Day by Day, 24-7-46)

___Anda adalah Kesadaran . Kesadaran adalah nama lain untuk anda. Karena anda adalah Kesadaran tidak perlu untuk mencapai atau mengolahnya

“Whoever has a strong desire to attain moksha is being pulled by the Guru who is within” (Bhagawan Sri Ramana Maharshi)

___Siapapun memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai moksha ditarik oleh Guru Yang Dalam.

“Since the supreme power of God makes all things move, why should we, without submitting ourselves to it, constantly worry ourselves with thoughts as to what should be done and how, and what should not be done and how not?” (Bhagawan Sri Ramana Maharshi)

___Karena kekuasaan tertinggi dari Tuhan membuat segala sesuatu bergerak, mengapa kita harus tanpa mengirimkan diri kita untuk itu, terus menerus mengkhawatirkan diri dengan pikiran tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana, dan apa yang tidak boleh dilakukan dan bagaimana tidak?
***
“Truth is very simple, don’t complicate it” (Papaji)
___Kebenaran adalah sangat sederhana, jangan mempersulit nya
***
Pada suatu malam saya (Paramhansa Yogananda) memperoleh intuisi:
“Benih karma tidak akan tumbuh, apabila dibakar dalam api Kesadaran, Kebijaksanaan Ilahi”. (Dari Buku Otobiografi Paramhansa Yogananda, halaman 191)
***
“Each thought, each action in the sunlight of awareness becomes sacred” (Thich Nhat Hanh)
___Setiap pemikiran, setiap tindakan dalam sinar matahari dari Kesadaran menjadi suci.
***
“Awareness is fire; it burns all that is wrong in you. It burns your ego, it burns your greed, it burns your possessiveness, it burns your jealousy – it burns all that is wrong and negative, and it enhances all that is beautiful, graceful, divine!” (Osho)

___Kesadaran adalah api, itu membakar semua yang salah dalam diri anda. Itu membakar ego anda. Itu membakar keserakahan anda, itu membakar possessiveness anda, itu membakar cemburu anda – itu membakar semua yang salah dan negatif, dan meningkatkan semua yang indah, anggun, ilahi…

***

Keharusan melalui seorang guru adalah kebiasaan saja. Tarikan Tuhan adalah lebih bernilai:

Al’arif Billah Maulana Syekh Muhammad bin Ahmad Al Jauhary rahmatullah ‘alaihi mengatakan,

“Berpegangan yang teguh kepada Allah adalah suatu keharusan untuk tetap mengikuti dan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjahui segala larangan-Nya. Bukanlah suatu keharusan bahwa untuk sampai kepada Allah harus dengan wasithoh/perantaraan guru (syekh) sebagai umumnya disangka oleh sementara kalangan Shufi. Tentang wasithoh guru itu hanyalah sekedar kebiasaan saja. Allah sampaikan seseorang hambanya kepada-Nya atas kehendak-Nya sendiri, dengan beberapa macam tarikan (jadzabaat)”.

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:

“Satu tarikan dari beberapa tarikan Tuhan, tidak akan dapat disamakan dengan amal-amal jin dan manusia”

Memang benar bahwa keharusan melalui seorang guru dalam hal menuntut ilmu tasawuf adalah kebiasaan. Tetapi dalam banyak hal, ungkapan-ungkapan dan rumuz serta isyarat didalam ilmu itu banyak sekali yang harus dimengerti. Apabila dipelajari sendiri melalui kitab-kitab tasawuf, pasti akan bertemu dengan rumuz dan isyarat. Tanpa guru banyak kemungkinannya salah pengertian yang akibatnya malah akan menyesatkan. Guru bukanlah seseorang yang pasti bisa mengantar muridnya untuk sampai kepada Allah. Sama sekali tidak. Guru hanyalah sekedar menunjukkan jalan, memberi pengertian dan pemahaman. Namun semua itu adalah tergantung seluruhnya pada kehendak Allah sendiri. Apalagi bila sampai kepada pengertian hakiki tentang makrifat ialah “Allah sendiri yang memperkenalkan Diri-Nya”

* Dari buku: Permata Yang Indah (Ad-durrunnafis)
Halaman: 177-178
Pengarang: Syekh M. Nafis Bin Idris Al Banjarie 1200 H
Alih bahasa: K.H. Haderanie H.N
Penerbit: CV. Nur Ilmu
Jalan Simolawang III/19 Surabaya
Telp: (031) 3769000 – 70993031

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...