“Tujuan hidup manusia adalah moksa. Tapi diperlukan
keberuntungan untuk menemukan guru tercerahkan untuk mencapai moksa. Kalau
dengan usaha sendiri sulit untuk mencapainya karena karma dari jutaan kehidupan
(samsara).
Kesadaran saat ini hanya bisa membakar ego atau tidak
mengulangi kesalahan saat ini. Semua kebaikan yang kita lakukan didunia ini
hanya mengantar ke sorga tetapi untuk membakar dosa dari jutaan kehidupan maka
dibutuhkan seorang guru sejati yang tercerahkan atau Nabi sebagai utusanNya
untuk bisa menghapus karma masa lalu tersebut. Sebab dibutuhkan kekuatan yang
besar untuk ditanggung oleh guru tersebut untuk mengambil karma masa lalu kita.
Barulah kemungkinan tadi reinkarnasi bisa tercapai (moksa)”. ____Pak
Fulan (Nama Samaran)
Mari kita menjawabnya secara bersama-sama:
“Kasihan, dia begitu percaya akan apa yang dia katakan,
karena apa yang dipercayainya akan “terjadi”. Bila dia menganggap dirinya
bagian dari sejarah trilliunan tahun, maka untuk melampaui ruang dan waktu dia
harus membebaskan diri dari pengalaman hidup sekian trilliun tahun pula.
Padahal membebaskan diri dari pengalaman satu masa kehidupan saja sudah sulit
banget.
“Keterikatan” dengan masa lalu, dengan
pengalaman-pengalaman dari masa lalu, disebabkan oleh mind yang amat sangat
aktif, yang tidak mampu let go. Subconscious atau alam bawah sadar teman kita
tadi sudah pasti kuat sekali. Lalu bagaimana bisa memasuki alam meditasi?
Bagaimana memasuki “Kerajaan Allah” yang terbuka pintunya bagi “anak-anak
kecil” yang masih lugu, polos, yang tidak berurusan dengan alam bawah sadar,
atas sadar, tengah sadar, kiri sadar, dan kanan sadar?”
(Dari buku Anand Krishna (2001). Atma Bodha
Menggapai Kebenaran Sejati Kesadaran Murni dan Kebahagiaan Kekal. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama)
***
“Selama Anda percaya pada karma, maka karma akan selalu
meraih Anda, dan mengubah Anda ke segala arah. Tapi ketika Anda bertanya “Untuk
siapa ada karma?” Dan menyadari itu hanya untuk pribadi ‘saya’, maka tidak ada
lagi karma apapun. Selama Anda percaya bahwa Anda adalah tubuh maka karma ada
untuk Anda juga, karma ada hanya untuk tubuh. Karma tidak ada untuk Diri. Karma
hanya ada untuk tubuh dan pikiran .. Dan ketika tubuh dan pikiran telah
benar-benar berubah, dimana karma? Itu hilang. Itu tidak pernah ada”.
“As long as you believe in karma, then karma will always
grab you, and turn you in all directions. But when you ask “For whom is there
karma?” and realize it’s only for the personal ‘I’, then there is no longer any
karma. As long as you believe you are the body then karma exists for you also,
for karma only exists for the body. Karma does not exist for the Self. Karma
only exists for the body and the mind. And when the body and the mind has been
totally transmuted, where is there karma? It’s gone. It never was” (Robert
Adams, T109)
***
Pemuja:. Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa saya
tidak dilahirkan?
Maharisi:. Ya, Anda sekarang berpikir bahwa Anda adalah
tubuh dan oleh karenanya membingungkan diri sendiri dengan kelahiran dan
kematiannya. Tapi Anda bukan tubuh dan Anda tidak memiliki kelahiran dan
kematian. (From ‘Talks with Sri Ramana Maharshi’ 644)
Sri Bhagawan: Tidak ada karma tanpa karta (pelaku). Pada
pencarian pelaku, ia hilang. Lalu dimana Karma? (From ‘Talks with Sri Ramana Maharshi’ 628)
Pengunjung lain menanyakan, “Saat ini dikatakan terjadi
karena karma masa lalu. Bisakah kita melampaui karma masa lalu dengan kehendak
bebas kita sekarang?”
Bhagawan: Lihat apa yang adalah saat ini, seperti yang
telah saya katakan. Kemudian Anda akan memahami apa yang terkena atau yang
memiliki masa lalu atau masa depan dan juga apa yang selalu hadir dan selalu
bebas, tidak terpengaruh oleh masa lalu atau masa depan atau oleh karma masa
lalu. (Ramana Maharshi from ‘Day by Day with Bhagavan’ 3-1-46 Afternoon)
“You are awareness.
Awareness is another name for you. Since you are awareness there is no need to attain or cultivate it”. (Bhagawan Sri Ramana Maharshi, Day by Day, 24-7-46)
Awareness is another name for you. Since you are awareness there is no need to attain or cultivate it”. (Bhagawan Sri Ramana Maharshi, Day by Day, 24-7-46)
___Anda adalah Kesadaran . Kesadaran adalah nama lain
untuk anda. Karena anda adalah Kesadaran tidak perlu untuk mencapai atau
mengolahnya
“Whoever has a strong desire to attain moksha is being
pulled by the Guru who is within” (Bhagawan Sri Ramana Maharshi)
___Siapapun memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai
moksha ditarik oleh Guru Yang Dalam.
“Since the supreme power of God makes all things move,
why should we, without submitting ourselves to it, constantly worry ourselves
with thoughts as to what should be done and how, and what should not be done
and how not?” (Bhagawan Sri Ramana Maharshi)
___Karena kekuasaan tertinggi dari Tuhan membuat segala
sesuatu bergerak, mengapa kita harus tanpa mengirimkan diri kita untuk itu,
terus menerus mengkhawatirkan diri dengan pikiran tentang apa yang harus
dilakukan dan bagaimana, dan apa yang tidak boleh dilakukan dan bagaimana
tidak?
***
“Truth is very simple, don’t complicate it” (Papaji)
___Kebenaran adalah sangat sederhana, jangan mempersulit
nya
***
Pada suatu malam saya (Paramhansa Yogananda) memperoleh
intuisi:
“Benih karma tidak akan tumbuh, apabila dibakar dalam api
Kesadaran, Kebijaksanaan Ilahi”. (Dari Buku Otobiografi Paramhansa Yogananda,
halaman 191)
***
“Each thought, each action in the sunlight of awareness
becomes sacred” (Thich Nhat Hanh)
___Setiap pemikiran, setiap tindakan dalam sinar matahari
dari Kesadaran menjadi suci.
***
“Awareness is fire; it burns all that is wrong in you. It
burns your ego, it burns your greed, it burns your possessiveness, it burns
your jealousy – it burns all that is wrong and negative, and it enhances all
that is beautiful, graceful, divine!” (Osho)
___Kesadaran adalah api, itu membakar semua yang salah
dalam diri anda. Itu membakar ego anda. Itu membakar keserakahan anda, itu
membakar possessiveness anda, itu membakar cemburu anda – itu membakar semua
yang salah dan negatif, dan meningkatkan semua yang indah, anggun, ilahi…
***
Keharusan melalui seorang guru adalah kebiasaan saja.
Tarikan Tuhan adalah lebih bernilai:
Al’arif Billah Maulana Syekh Muhammad bin Ahmad Al
Jauhary rahmatullah ‘alaihi mengatakan,
“Berpegangan yang teguh kepada Allah adalah suatu
keharusan untuk tetap mengikuti dan melaksanakan segala perintah-Nya dan
menjahui segala larangan-Nya. Bukanlah suatu keharusan bahwa untuk sampai
kepada Allah harus dengan wasithoh/perantaraan guru (syekh) sebagai umumnya
disangka oleh sementara kalangan Shufi. Tentang wasithoh guru itu hanyalah
sekedar kebiasaan saja. Allah sampaikan seseorang hambanya kepada-Nya atas
kehendak-Nya sendiri, dengan beberapa macam tarikan (jadzabaat)”.
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:
“Satu tarikan dari beberapa tarikan Tuhan, tidak akan
dapat disamakan dengan amal-amal jin dan manusia”
Memang benar bahwa keharusan melalui seorang guru dalam
hal menuntut ilmu tasawuf adalah kebiasaan. Tetapi dalam banyak hal,
ungkapan-ungkapan dan rumuz serta isyarat didalam ilmu itu banyak sekali yang
harus dimengerti. Apabila dipelajari sendiri melalui kitab-kitab tasawuf, pasti
akan bertemu dengan rumuz dan isyarat. Tanpa guru banyak kemungkinannya salah
pengertian yang akibatnya malah akan menyesatkan. Guru bukanlah seseorang yang
pasti bisa mengantar muridnya untuk sampai kepada Allah. Sama sekali tidak.
Guru hanyalah sekedar menunjukkan jalan, memberi pengertian dan pemahaman. Namun
semua itu adalah tergantung seluruhnya pada kehendak Allah sendiri. Apalagi
bila sampai kepada pengertian hakiki tentang makrifat ialah “Allah sendiri yang
memperkenalkan Diri-Nya”
* Dari buku: Permata Yang Indah (Ad-durrunnafis)
Halaman: 177-178
Pengarang: Syekh M. Nafis Bin Idris Al Banjarie 1200 H
Alih bahasa: K.H. Haderanie H.N
Penerbit: CV. Nur Ilmu
Jalan Simolawang III/19 Surabaya
Telp: (031) 3769000 – 70993031
Halaman: 177-178
Pengarang: Syekh M. Nafis Bin Idris Al Banjarie 1200 H
Alih bahasa: K.H. Haderanie H.N
Penerbit: CV. Nur Ilmu
Jalan Simolawang III/19 Surabaya
Telp: (031) 3769000 – 70993031
Komentar
Posting Komentar