“Orang yang termiskin adalah ia yang hidup dengan
pikirannya. Orang yang terkaya adalah ia yang telah membuka jendela kesadaran
tanpa-pikiran dan melakukan pendekatan pada hidup dengan tanpa-pikiran.” ~ Osho
Aku akan menceritakan kepadamu satu kejadian pada
kehidupan Rabindranath Tagore. Rabindranath sering pergi ke rumah kapal kecil
nya dan tinggal disana selama berbulan-bulan di sungai yang indah, dikelilingi
oleh hutan yang lebat, dalam keheningan mutlak dan kesendirian.
Pada suatu malam bulan purnama, itu terjadi ketika ia
sedang membaca sebuah buku tentang kontribusi yang sangat signifikan terhadap
filsafat estetika, oleh Croce … Di tengah malam, lelah dengan argumen Croce
yang sangat rumit, ia menutup buku itu dan memadamkan lilin. Dia segera akan
pergi tidur, tapi satu keajaiban terjadi.
Saat api kecil dari lilin itu telah lenyap, dari setiap
jendela dan pintu rumah kapal kecil itu datang sebuah tarian anugerah. Sang
bulan memenuhi seluruh rumah itu dengan kemegahannya. Rabindranath tetap hening
untuk beberapa saat. Itu adalah pengalaman yang sangat sakral. Dia pergi keluar
rumah, dan bulan purnama sangat indah pada malam penuh keheningan itu di antara
heningnya pohon-pohon, dengan sungai yang mengalir sangat lambat sehingga tidak
menimbulkan suara sama sekali. Dia menulis dalam buku hariannya pada keesokan
harinya. “Semua keindahan itu ada di sekitarku, tapi lilin kecil itu telah
mencegahnya. Karena cahaya lilin itu, maka cahaya bulan tidak dapat masuk.”
Ini adalah persis arti dari nirvana. Api kecil dari
egomu. Api kecil dari pikiranmu dan kesadarannya, yang mencegah seluruh alam
semesta untuk dapat memasukimu; maka kata nirvana – memadamkan lilin dan
biarkan seluruh alam semesta menembusmu dari setiap sudut dan lekukan. Engkau
tidak akan menjadi pecundang. Engkau akan menjadi pemenang, untuk pertama
kalinya, menemukan harta karunmu yang tidak akan ada habis-habisnya dari
keindahan, dari kebaikan, dari kebenaran – dari semua yang benar-benar
berharga.
~
OSHO, Bodhidharma: The Greatest Zen Master, Chapter 12# Every Suffering is a Buddha-Seed
I will tell you of one incident on Rabindranath Tagore’s
life. Rabindranath often used to go on his small houseboat and live for months
on the beautiful river, surrounded by thick forest, in absolute silence and
aloneness.
One full-moon night, it happened that he was reading a
very significant contribution to the philosophy of aesthetics, by Croce… In the
middle of night, tired from Croce’s very complicated arguments, he closed the
book and blew out the candle. He was going to his bed to sleep, but a miracle
happened.
As the small flame of candle disappeared, from every
window and door of the small houseboat the boon came dancing in. the moon
filled the house with its splendor. Rabindranath remained silent for a moment.
It was such a sacred experience. He went out of the house, and the moon was
immensely beautiful in that silent night amongst those silent trees, with a
river flowing so slowly that there was no noise. He wrote in his diary the next
morning. ” the beauty was all around me, but a small candle had been preventing
it. Because of the light of the candle, the light of the moon could not enter.”
This is exactly the meaning of nirvana. Your small flame
of the ego. You small flame of the mind and its consciousness, is preventing
the whole universe form rushing into you; hence the word nirvana- blow out he
candle and let the whole universe penetrate you from every nook and corner. You
will not be a loser. You will fin, for the fist time, your inexhaustible
treasure of beautiy, of hoodness, of truth – of all that is valuable.
~ OSHO, Bodhidharma: The Greatest Zen Master,
Chapter 12# Every Suffering is a Buddha-Seed
(Posted By Osho Indonesia)
Chapter 12# Every Suffering is a Buddha-Seed
(Posted By Osho Indonesia)
Komentar
Posting Komentar