Pada saat aku terikat dengan alam ini, oleh nama
dan bentuk, masa, ruang, dan hukum sebab akibat, aku tidak tahu siapa diriku
yang sebenarnya. Namun, meskipun aku berada didalam perbudakan tersebut
sekalipun, diriku yang sebenarnya tidak akan hilang. Aku berusaha melepaskan
keterikatan tersebut. Satu persatu ikatan itupun terlepas, dan aku menyadari
kemuliaan yang sebenarnya dalam diriku. Kemudian datanglah kebebasan yang
sepenuhnya. Aku mencapai kesadaran diri yang paling jelas dan paling utuh. Maka
aku mengerti kini bahwa aku adalah spirit yang tiada terbatas, penguasa alam
ini dan bukan budaknya. Dibalik semua perbedaan dan penggabungan, dibalik
ruang, waktu dan hukum sebab akibat, aku adalah tetap aku.”
“Manusia yang darinya selubung diangkat adalah manusia
yang lebih mengetahui dari manusia lainnya, manusia yang terbebas dari selubung
kebodohan tersebut, dan manusia yang darinya semua kebodohan hilang adalah
manusia yang maha tahu, karena itulah seluruh pengetahuan ada padanya. Jiwa
adalah Tuhan, dan setiap manusia memiliki sifat ketuhanan yang sempurna dalam
dirinya dan setiap manusia harus menampilkan sifat ketuhanan yang dimilikinya
cepat atau lambat.”
“Manusia memiliki kekuatan yang tidak terbatas dalam
dirinya, dan pada saat dia mampu memunculkan kekuatan tersebut, dia mampu
menampilkan dirinya sebagai satu Diri yang tidak terbatas. Dia telah melihat
kejayaan diri dan telah menemukan bahwa dunia, Tuhan, dan surga ada dalam
dirinya.”
“Tuhan tidak berada didalam atau diluar, namun Tuhan,
alam, jiwa dan seluruh alam raya adalah istilah yang dapat berganti-ganti.
Sesungguhnya kau tidak pernah melihat dua hal, namun bahasa metaforalah yang
telah menipumu.”
“Langit meluas melalui kendali-Nya, udara berhembus
melalui kendali-Nya, matahari bersinar melalui kendali-Nya, dan semua yang
hidup melalui kendali-Nya. Dia adalah Realitas dialam ini. Dia adalah Jiwa dari
jiwamu.”
“Hanya ada satu Jiwa, satu diri, kemurnian dan
kesempurnaannya abadi, tidak akan berubah dan tidak akan diubah, dan memang
belum pernah berubah. Seluruh perubahan yang terjadi didunia ini hanya
merupakan tampilan dari Satu diri tersebut.”
“Karena itu, harus ada sesuatu yang lain dibalik semua
itu, sesuatu yang benar-benar termanifestasi, yang benar-banar dapat melihat,
yang benar-benar menikmati dan Dia adalah Jiwa manusia, atau diri manusia yang
sesungguhnya. Dia yang benar-benar dapat melihat. Alat-alat eksternal dan organ
yang menangkap dan mengirimkannya keakal dan akal akan mengirimkannya pada
intelek dan intelek merefleksikannya seperti halnya sebuah cermin dan dibalik
cermin tersebut ada jiwa yang benar-benar melihat dan memberikan keinginan dan
perintahnya. Dia adalah pengendali semua instrumen-instrumen tersebut, pemilik
rumah yang sebenarnya, raja yang dinobatkan dalam tubuh manusia.”
“Tubuh manusia adalah tubuh yang paling agung didunia
ini, dan manusia adalah ciptaan yang paling agung dari semua yang pernah
diciptakan. Manusia lebih tinggi dari binatang dan malaikat, tak ada yang lebih
agung dari manusia. Bahkan Tuhan akan turun kedunia untuk memberi keselamatan
melaui tubuh manusia.”
“Ketika seseorang menginginkan kebebasan, dia menemukan
bahwa esensi benda sebagai kesia-siaan hingga tidak ada akhir kesenangan dan
penderitaan. Pada saat seseorang mulai melihat kesia-siaan dalam hal-hal
keduniawian, dia akan merasa tidak perlu terpengaruh dan dipermainkan oleh
keadaan tersebut. Pada saat seseorang menyadari perbudakan dalam keduniawian,
maka akan timbul keinginan untuk bebas.”
“Ada sesuatu yang tidak pernah berubah, dan Dia adalah
Tuhan. Dan semakin dekat kita kepadaNya, akan semakin sedikit perubahan dalam
diri kita, semakin sedikit pula pengaruh dunia terhadap diri kita. Dan pada
saat kita mencapai-Nya dan berdiri bersamaNya, kita akan menaklukkan dunia,
kita akan menjadi pemilik wujud alam ini dan mereka tidak akan berpengaruh lagi
terhadap kita.”
“Keseluruhan dunia ini adalah untuk jiwa, dan bukan jiwa
untuk dunia.”
“Sebelum sifat dasar manusia mengalami perubahan,
kebutuhan-kebutuhan fisik akan selalu timbul dan kesengsaraan akan selalu
dirasakan dan tidak akan ada pertolongan fisik yang mampu menyembuhkannya.
Satu-satunya penyelesaian adalah dengan menyucikan manusia. Kebodohan adalah
induk dari segala kejahatan dan kesengsaraan. Biarkan manusia mencari
penerangan, biarkan mereka suci dan memiliki spiritual yang kuat dan terdidik,
maka dengan sendirinya kesengsaraan didunia ini akan berhenti.”
“Manusia adalah Tuhan, semua hal yang kita lihat
disekitar kita adalah bukti keberadaan Tuhan dalam diri manusia. Perbedaan
diantara kita terletak pada tinggi rendahnya derajat manifestasi sifat
ketuhanan pada diri kita.”
“Mereka yang telah mencapai kesempurnaan akan berada dalam
diri Tuhan.”
“Dan pada saat satu jiwa menjadi sempurna dan absolut,
jiwa tersebut akan menyatu dengan Tuhan, dan jiwa itu akan mewujudkan Tuhan
sebagai kesempurnaan dan realitas sifat dan eksistensinya, eksistensi yang
absolut, pengetahuan yang absolut, dan kebahagiaan yang absolut.”
“Kau adalah Tuhan dibumi ! Para pendosa ? Suatu dosa yang
bernama manusia. Kita adalah Tuhan teragung yang pernah ada. Dan menjelma
kepada sesuatu yang bukan selain dirimu sendiri.”
“Kamu adalah Tuhan terkasih dunia ini, orang Yang
Mahakuasa sang pengatur segala hal yang ada dan yang akan lahir, orang Yang
Mahakuasa sang pengatur matahari, bintang-bintang, bulan, bumi, planet-planet
lain dan segala hal yang ada diluar alam ini. Melalui dirimulah matahari
bersinar dan bintang memancarkan sinarnya serta bumi menampakkan keindahannya.
Melalui kasihmu sehingga semuanya saling cinta dan tertarik. Kamu ada didalam
segala hal dan kamu adalah segalanya. Kamu adalah yang dijauhi sekaligus yang
didekati. Kamu adalah segalanya dalam segala hal.”
“Dia mampu melewati alam fana. Dia mencapai Tuhan. Pada
saat seorang manusia dikendalikan oleh perasaannya, maka dia menjadi bagian
dunia ini. Pada saat dia mengendalikan perasaannya dia telah lepas dari kendali
dunia ini.”
“Setiap kita adalah dunia. Kita bukanlah bagian dari
dunia. Kita adalah sebuah atau salah satu dunia. Kita bukanlah bagian dari
keseluruhan, kita sendirilah keseluruhan itu.”
(Dikutip dari buku Sang Manusia Sempurna – Antara
Filsafat Islam dan Hindu oleh Dr. Seyyed Mohsen Miri Rektor ICAS
Jakarta. Swami Vivekananda adalah Spiritualis dan pemikir besar bangsa
India yg hidup antara tahun 1863 hingga 1902)
Komentar
Posting Komentar