Langsung ke konten utama

7 Chakra

Ada tujuh chakra dalam tubuh manusia. Didalam Zen ketujuh chakra tersebut disebut tujuh singa.

Chakra pertama adalah pusat seks; chakra kedua, yang berada tepat di bawah pusar, disebut dalam bahasa Jepang, hara.

Pusat seks memiliki semua energi kehidupan yang terkumpul di dalamnya. Bagi manusia biasa, semua energi dikumpulkan di pusat terendah.

Pusat ketiga adalah pusar, dan pusat keempat adalah hati. Pusat kelima adalah tenggorokan, dan pusat keenam adalah mata ketiga, tepat di antara kedua alismu. Pusat ketujuh berada persis di atas kepalamu.

Begitu engkau mengerti bahwa pusat-pusat ini penting, pusat seks adalah titik terendah dalam hidupmu, dan yang ketujuh … Jika energi bergerak dari yang pertama ke yang kedua, dari yang kedua sampai yang ketiga, dari yang ketiga sampai yang keempat – setiap pusat memiliki ekpresinya sendiri, dan hidupmu terus berubah.

Misalnya, jika energi bergerak dari pusat seks ke pusat kedua, hara, engkau tiba-tiba menjadi sadar akan kematian. Orang tidak sadar, mereka pikir itu selalu terjadi pada orang lain; tentu saja, engkau selalu melihat orang lain sekarat, engkau belum pernah melihat dirimu sendiri sekarat. Mungkin engkau adalah pengecualian. Itu terjadi pada orang lain, selalu – meskipun para penyair berkata, “Jangan pernah menanyakan untuk siapa bel itu berbunyi, itu berbunyi untukmu.”

Di desa-desa Kristen, lonceng gereja memberitahukan kepada semua petani di kebun buah-buahan, di ladang, untuk datang ke desa, seseorang telah meninggal. Ini mengacu pada syair itu. “Jangan pernah menanyakan untuk siapa bel berbunyi, itu selalu berbunyi untukmu.”

Ketika energimu berada di pusat hara – pusat hara adalah pusat kematian – engkau tiba-tiba menyadari bahwa sama seperti jutaan orang telah sekarat sejak berabad-abad, “Aku tidak dapat menjadi pengecualian, aku akan mati, jika tidak hari ini, maka besok atau lusa, tapi suatu hari nanti, apa yang lahir selalu mati, aku lahir, aku akan mati. ”

Kelahiran adalah awal dari kematian. Kelahiran mengandung kematian itu sendiri. Kelahiran adalah benih, dan kematian adalah bunga. Dibutuhkan tujuh puluh tahun dari tempat dilahirkan sampai ke kuburan; Itu adalah pohon berusia tujuh puluh tahun. Tapi kematianmu tumbuh berdampingan dengan hidupmu.

Ketika engkau berada di pusat seks, seluruh perhatianmu berada pada seks dengan lawan jenis – jika manusia lain tidak tersedia, maka hewan lain – hewan betina, pada awalnya.Jika hewan betina tidak tersedia, maka hewan jantan.

Heteroseksualitas adalah antara pria dan wanita, sebuah fenomena alam. Homoseksualitas antara pria dan pria, lesbianisme antara wanita dan wanita – sesuatu yang tidak wajar, penyimpangan. Dan bestialitas adalah antara pria dan hewan, atau wanita dan hewan. Mengherankan bagaimana manusia bisa menyimpang.

Tapi jika engkau bukan seseorang yang menyimpang, ketika energimu bergerak ke pusat kedua, hara, engkau menjadi benar-benar tidak tertarik pada seks. Ini bukan selibat, engkau tidak mengambil sumpah, energimu hanya bergerak lebih tinggi. Perhatiannya menjadi kematian. Dalam seks perhatiannya adalah kelahiran, karena melalui seks semuanya adalah reproduksi.

Bergerak dari seks engkau telah berpindah dari kelahiran menuju kematian, sebuah jarak yang agak kecil. Tiba-tiba engkau menjadi sadar bahwa “Kematian akan datang dan aku hanya peduli dengan hal-hal sepele – uang, kekuasaan, gengsi/nama baik, kehormatan. Semua hal ini akan hilang saat kematian datang, aku tidak perlu melakukan upaya untuk menciptakan tanda tangan di atas pasir. Angin sepoi-sepoi, gelombang pasang kecil, dan tanda tangan itu akan terhapus. ”

Kematian datang sebagai gelombang pasang, dan semua kepribadianmu, semua kehormatan, nama baikmu, terhapus. Orang menjadi sadar bahwa, “Aku harus menemukan sesuatu yang melampaui kematian.”

Begitu energi bergerak ke hara, perhatian untuk mencari sesuatu yang abadi dalam dirimu menjadi sangat dominan, dan ketika energi bergerak ke pusat ketiga, perhatianmu tidak lagi intelektual. Engkau tidak hanya berfilsafat, engkau tidak membaca buku-buku yang mengatakan, “Hidup itu kekal”; engkau tidak percaya. Di pusat ketiga – pusar – ketertarikanmu menjadi pengalaman.

Bukanlah suatu kebetulan bahwa orang berbicara tentang para meditator sebagai “penatap pusar.” Itu sesuatu yang berarti. Engkau menatap pusar, bukan dari luar; itu tidak akan membantu. Engkau harus menutup mata dan bergerak ke pusar. Itulah yang aku sebut sebagai pusat keberadaanmu. itu tepat berada di belakang pusar. Itulah mengapa pusar menggabungkan engkau dengan ibumu, karena keberadaanmu berada tepat di belakang pusar. Jika engkau tidak dipelihara oleh ibumu, melalui pusar, engkau tidak akan bertahan sembilan bulan di rahim.

Begitu energimu naik ke pusar – dan itu terus menerus terjadi, dalam semua meditasi, energimu naik – perhatianmu menjadi meditasi. Engkau ingin mengetahuinya sendiri, tidak melalui kitab suci, apakah kebenarannya, apakah ada kehidupan yang melampaui kematian atau tidak.

Saat engkau bergerak ke atas ke pusat keempat, itulah hati, seluruh hidupmu menjadi sebuah pembagian cinta. Pusat ketiga telah menciptakan kelimpahan cinta. Dengan mencapai pusat meditasi yang ketiga, engkau telah menjadi begitu penuh dengan cinta, dengan welas asih, dan engkau ingin berbagi. Itu terjadi di pusat keempat – hati.

Itulah sebabnya bahkan di dunia yang biasa pun orang berpikir cinta keluar dari hati. Bagi mereka itu hanya desas-desus, mereka sudah pernah mendengarnya. Mereka tidak mengetahuinya karena mereka belum pernah sampai ke hati mereka. Tapi para meditator akhirnya sampai ke hati.

Saat ia sampai ke pusat keberadaannya – pusat ketiga – tiba-tiba sebuah ledakan cinta dan kasih sayang, sukacita dan kebahagiaan sejati dan ucapan syukur telah muncul di dalam dirinya dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga menyentuh hatinya dan membuka hatinya. Hati berada tepat di tengah tujuh pusatmu – tiga pusat di bawah, tiga pusat di atas. Engkau telah datang persis ke tengah.

Itulah mengapa manusia batiniah sangat seimbang, benar-benar seimbang. Dia memiliki anugerah yang luar biasa, keindahan yang nampaknya bukan dari dunia ini. Matanya sedang menebari cinta, tangannya sedang menebari cinta, bahkan jika dia tidak melakukan apa pun. Bahkan kehadirannya pun memancarkan cinta. itu adalah getaran, multidimensional. Di sekelilingnya, energi cinta terus mengalir. Mereka yang menerima, hati mereka akan mulai membunyikan lonceng. Untuk pertama kalinya mereka akan mendengar musik baru, harmoni baru, sinkronisitas baru.

Pusat kelima adalah tenggorokan. Tenggorokan adalah pusat ekspresi. Ketika engkau terlalu penuh dengan pengalaman, engkau berbagi cinta di pusat keempat, dan engkau berbagi pengalamanmu melalui bahasa, melalui sarana, dari pusat kelima.

Pusat keenam ada di antara kedua alis, di dalamnya. Di India kami menyebutnya sebagai mata ketiga. Ini memberimu kejelasan yang luar biasa, sebuah visi tentang keseluruhan semesta seperti apa adanya. Dan saat engkau membuka mata … itu bahkan mempengaruhi dunia sehari-harimu. Pohon lebih hijau, mawar lebih cerah, segala sesuatu di sekitarmu yang tidak pernah engkau sadari menjadi lebih anggun. Segala sesuatu di sekitarmu menjadi lebih indah. Bahkan bunga-bunga liar pun terlihat begitu indah; mereka memiliki individualitas sendiri, mereka tidak bisa dibandingkan dengan mawar, mereka tidak bisa dibandingkan dengan teratai. Tidak ada perbandingan sama sekali.

Begitu engkau mencapai pusat keenam – mata ketiga – semua yang ada dalam hidupmu menjadi sangat jernih. Tidak ada pertanyaan, tidak ada jawaban – engkau mengetahui itu. Tidak ada kepercayaan, tidak ada ketidakpercayaan – engkau mengetahui itu.

Dan pusat ketujuh adalah saat engkau menjadi tercerahkan: pusat samadhi, pusat kebangkitan tertinggi, pusat tempat engkau menjadi seorang buddha.

OSHO- Christianity: The Deadliest Poison and Zen: The Antidote to All Poisons
Bab #8

There are seven chakras in the human body. In Zen they are called the seven lions.

The first chakra is the sex center; the second chakra, which is just below the navel, is called in Japanese, hara.

The sex center has all the life energy gathered in it. For ordinary human beings, all the energy is gathered at the lowest center.

The third center is the navel, and the fourth center is the heart. The fifth center is the throat, and the sixth center is the third eye, just between your two eyebrows. The seventh center is just on top of your head.

Once you understand that these centers are significant, that the sex center is the lowest point in your life, and the seventh … If the energy moves from the first to the second, from the second to the third, from the third to the fourth — every center has its own expression, and your life goes on changing.

For example, if the energy moves from the sex center to the second center, the hara, you suddenly become aware of death. People are not aware, they think it always happens to somebody else; obviously, you always see somebody else dying, you have never seen yourself dying. Perhaps you are an exception. It happens to somebody else, always — although the poet says, “Never ask for whom the bell tolls, it tolls for thee.”

In Christian villages, the church bell tolls to inform all the farmers in the orchards, in the fields, to come to the village, somebody has died. It refers to that. “Never ask for whom the bell tolls, it always tolls for thee.”

When your energy is at the hara center — the hara center is the death center — you suddenly become aware that just as millions of people have been dying since centuries, “I cannot be an exception. I will have to die, if not today, then tomorrow or the day after tomorrow. But someday, that which is born always dies. I am born, I am going to die.”

Birth is the beginning of death. Birth contains death in itself. Birth is the seed, and death is the flower. It takes seventy years from the cradle to the grave; it is a seventy-year-old tree. But your death is growing side by side with your life.

Once you are at the sex center, your whole concentration is on the other sex — if other men are not available, then other animals — female animals, in the beginning. If female animals are not available, then male animals.

Heterosexuality is between man and woman, a natural phenomenon.
Homosexuality is between man and man, lesbianism is between woman and woman — unnatural, perversions. And bestiality is between man and animals, or woman and animals. It is surprising how man can get perverted.

But if you are not a pervert, as your energy moves to the second center, the hara, you become absolutely uninterested in sex. It is not celibacy, you have not taken any vow, your energy has simply moved higher. Its concern becomes death. In sex the concern was birth, because through sex is all reproduction.

Moving from sex you have moved from birth to death, a small distance. Suddenly you become aware that “Death is coming and I am concerned only with trivia — money, power, prestige, respectability. All this will be gone when death comes. I am unnecessarily making the effort of creating a signature on the sands. A little breeze of wind, a little tidal wave, and the signature will be finished.”

Death comes as a tidal wave, and all your personality, all your respectability, prestige, are erased. One becomes aware that, “I have to find something which is beyond death.”

Once the energy moves to the hara, the concern for the search for something immortal in you becomes very predominant, and when the energy moves to the third center, your concern is no more intellectual. You don’t simply philosophize, you don’t read the books which say, “Life is eternal”; you don’t believe. At the third center — the navel — your interest becomes experiential.

It is not a coincidence that people talk about meditators as “navel gazers.” That is meaningful. You are gazing at the navel, not from the outside; that won’t help. You have to close your eyes and go to the navel. That’s what I am calling the center of your being. It is just behind the navel. That’s why the navel joins you with the mother, because your being is just behind the navel. If you were not nourished by the mother, through the navel, you would not have survived nine months in the womb.

Once your energy rises to the navel — and it goes on happening, in all the meditations your energy is going up — your concern becomes meditation. You want to know on your own, not through the scriptures, what is the truth, whether there is life beyond death or not.

As you move above to the fourth center, that is the heart, your whole life becomes a sharing of love. The third center has created the abundance of love. By reaching to the third center in meditation, you have become so overflowing with love, with compassion, and you want to share. It happens at the fourth center — the heart.

That’s why even in the ordinary world people think love comes out of the heart. For them it is just hearsay, they have heard it. They don’t know it because they have never reached to their heart. But the meditator finally reaches to the heart.

As he has reached to the center of his being — the third center — suddenly an explosion of love and compassion and joy and blissfulness and benediction has arisen in him with such a force that it hits his heart and opens the heart. The heart is just in the middle of all your seven centers — three centers below, three centers above. You have come exactly to the middle.

That’s why the person of the heart is very balanced, utterly balanced. He has a tremendous grace, a beauty that seems to be not of this world. His eyes are showering love, his hands are showering love, even if he does nothing. Even his presence is radiating love. It is a vibration, multidimensional. All around him a love energy goes on flowing. Those who are receptive, their hearts will start ringing a bell. For the first time they will hear a new music, a new harmony, a new synchronicity.

The fifth center is the throat. The throat is the center of expression. When you are too full of experience, you share love at the fourth center, and you share your experience through language, through devices, from the fifth center.

The sixth center is just between the two eyebrows, inside. In India we have called it the third eye. It gives you a tremendous clarity, a vision of the whole existence as it is. And when you open your eyes … it affects even your ordinary world. Trees are greener, roses are rosier, everything around you of which you were never aware becomes more graceful. Everything around you becomes more beautiful. Even wildflowers look so beautiful; they have their own individuality, they cannot be compared to roses, they cannot be compared to lotuses. There is no comparison at all.

Once you have reached to the sixth — the third eye — everything in your life becomes crystal clear. No questions, no answers — you know it. No belief, no disbelief — you know it.

And the seventh center is when you become enlightened: the center of samadhi, the center of ultimate awakening, the center where you become a buddha.

OSHO- Christianity: The Deadliest Poison and Zen: The Antidote to All Poisons
Ch #8
#Posted by Osho Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...