Langsung ke konten utama

Practice the five strengths, the quintessence of heart instructions

Atisha sudah mulai bicara tentang heart instructions—latihan-latihan yang berkaitan dengan “hati”. Dalam arti kata lain, latihan-latihan yang menunjang “perkembangan rasa”, yang bahkan disebut the quintessence—intisari latihan-latihan tersebut.

Untuk itu ada lima hal, yang harus dipraktekkan. Atisha tidak tertarik dengan teori. Atisha bukan seorang filsuf. Ia tidak membuat disertasi untuk meraih gelar doktor. Ia tertarik dengan “implementasi”—bagaimana mempraktekkan spiritualitas.

Apa pula lima hal, yang disebut “Lima kekuatan” itu?

1 : Kebulatan Tekad:

Jangan melakukan sesuatu dengan setengah hati. Keberhasilan seseorang sangat tergantung pada tekad yang kuat.

Tekad yang kuat tidak berarti anda memikirkan  “hasil akhir” melulu. Tekad yang kuat berarti anda “melakoni” peran anda dengan penuh kesungguhan dan ketulusan. Tidak perlu memikirkan hasil akhir. Cukup memainkan peran anda dengan baik. Itu saja.

2 : Pengenalan Diri:

Kekuatan kedua ini tidak membuat anda sombong atau arogan. Sama sekali tidak. Anda tidak angkuh, tetapi percaya diri. Anda tahu persis kemampuan diri anda, sehingga anda bisa melangkah maju tak gentar!

Anda juga tahu persis, apa yang hendak anda capai. Anda yakin betul bahwa “Pikiran alam bawah sadar” atau subconscious tidak akan membantu anda. Mind harus terlepaskan. Pendek kata, anda mengetahui dengan pasti “apa” yang dapat membantu anda dan “apa” yang justru bisa menjadi penghalang.

Anda berhenti mengejar “kesaktian”, “kewaskitaan” dan lain sebagainya. Ya, kekuatan kedua ini justru membuat anda berhenti mengejar “kesaktian” dari luar diri.

Sederhana sekali, yang merasa “kuat” tidak akan mengejar kekuatan lagi. Yang mengejar selalu mereka yang masih merasa “lemah”. Padahal menurut Atisha, kelemahan itu hanyalah buah pikiran. Yang membuat kita merasa lemah dan berdosa dan tidak berdaya, justru subconscious mind kita. Lalu, ia pula yang mendorong kita untuk mengejar “kekuatan”.

3 : Benih Kebajikan: 

Subconscious mind bagaikan rumput liar. Benih apa pun yang anda tanam tidak akan tumbuh, karena dihalang-halangi oleh rumput liar. Tidak ada jalan lain, kecuali mencabut rumput liar, membersihkan lahan, dan setelah itu baru menanam benih kebajikan.

Anda menyumbang, melakukan bhakti sosial—semuanya percuma. Tidak berguna sama sekali, selama subconscious mind anda masih memainkan peran utama. Anda malah menjadi arogan. Pegawai dikantor anda tindas. Para gembel di jalanan anda beri makan. Untuk apa? Apa yang ingin anda buktikan?

4 : Mengoreksi Diri:

“Tidak perlu mengoreksi orang lain. Koreksilah dirimu dan dunia ini akan kekurangan satu orang tolol”.—demikian kata seorang pujangga Barat, George Bernard Shaw.

“Mengoreksi diri” memang membutuhkan keberanian yang luar biasa. Sulit sekali. Kita pikir, kita selalu benar dan orang lain selalu salah. Dan mengoreksi orang lain, mencela orang lain, menghujat orang lain menjadi gampang sekali.

Diantara kita ada saja orang-orang yang  “nganggur”, tidak punya kerjaan. Mereka sibuk menjelek-jelekkan orang lain. Sepertinya diri mereka sudah bersih benar.

Menghadapi orang-orang seperti itu, jangan marah. Jangan gelisah. Mereka seperti babi, hewan pemakan najis. Mereka justru membantu anda. Kejelekkan anda mereka makan. Berterimakasihlah kepada mereka. Pada saat yang sama, berhati-hatilah—jangan melakukan apa yang mereka lakukan. Jangan menjadi babi!

5 : Dedikasi:

Komitmen, semangat—itu yang dimaksudkan dengan dedikasi. Dedikasi juga menuntut kebesaran jiwa anda. Berbagi rasa, berbagi pengetahuan, berbagi kesejahteraan dan di atas segalanya berbagi kesadaran itulah tuntutan kekuatan kelima ini.

* Setiap kali anda bertemu dengan seseorang, anda bersalaman dengan seseorang, ingatlah kelima kekuatan ini. Ucapkan dalam hati, “Aku bertekad untuk membantu kamu, sebatas kemampuanku, dan tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Aku tidak akan menyombongkan diri bahwa telah membantu kamu. Semoga semangatku ini tidak terpadamkan!”

Dan dalam waktu singkat, hubungan anda dengan relasi bisnis, rekan kerja, sahabat dan kerabat akan membaik…

Dari buku: Seni Meberdaya Diri 3
ATISHA Melampaui Meditasi Untuk Hidup Meditatif
Halaman: 107–110
Oleh: Anand Krishna
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2003

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...