Langsung ke konten utama

Agama Dan Doa

Semua agama yang kuno adalah agama yang menari. Mereka lebih asli. Jenis agama baru kita hanyalah palsu. Engkau pergi ke sebuah kuil atau ke gereja atau ke gurudwara dan engkau hanya mengungkapkan dengan kata-kata di sana. Seseorang berkhotbah dan engkau mendengarkan. Hal ini telah menjadi berhubungan dengan otak. Atau, engkau berdoa dan engkau berbicara dengan Tuhan. Bahkan dengan Tuhan engkau menggunakan bahasa. Engkau tidak bisa duduk diam dengan Dia; engkau tidak percaya bahwa Dia bisa mengerti engkau tanpa engkau yang bicara. Engkau tidak memiliki iman! Engkau tidak percaya padanya; engkau ingin menjelaskan semuanya kepadaNya.

Aku telah mendengar: seorang ibu mendengar anak kecilnya berdoa di malam hari kepada Tuhan, dan ia berkata, “Ya Tuhan, Tuhan yang terkasih, hentikan Tommy dari melemparkan barang-barang kepadaku – ngomong-ngomong, aku telah mengatakan ini sebelumnya padaMu.”

Tapi ini adalah apa yang kita semua sedang lakukan: berdoa kepada Tuhan untuk “Menghentikan Tommy dari melemparkan barang-barang kepadaku.” Bahkan jika engkau pergi ke Resi Veda, mereka melakukan hal yang sama: “Lakukan ini, jangan lakukan itu.” Engkau tidak bisa membiarkan Dia untuk melakukan apa pun yang merupakan kehendak-Nya. Engkau memberikan program-mu sendiri. Dan jika Dia mengikuti engkau, engkau adalah orang yang percaya dan jika Dia tidak mengikuti engkau, engkau akan mengatakan bahwa Dia tidak ada. Dia bisa ada hanya jika Ia adalah pengikutmu.

Namun semesta tidak bisa mengikuti engkau. Semesta itu lebih besar dari engkau; semesta adalah keseluruhannya. Engkau hanya satu bagian kecil, dan satu bagian kecil tidak dapat diikuti – satu bagian kecil harus mengikuti keseluruhannya. Inilah pikiran yang beragama/beriman: bagian kecil harus mengikuti keseluruhan, bagian kecil menyerah kepada keseluruhan, bagian kecil tidak melawan, bagian kecil dalam kondisi melepaskan.

Agama telah menjadi lisan, berkenaan dengan bahasa. Di sini kita akan mencoba untuk membawa agama yang asli. Rahasia terdalamnya adalah bahwa engkau harus datang kepadanya secara menyeluruh – dengan pikiranmu, tubuhmu, emosimu, semuanya. Tidak ada yang ditolak. Engkau menangis dan engkau meratap dan engkau tertawa dan engkau menari, dan engkau duduk diam. Engkau melakukan semua hal yang sedang dilakukan batinmu; engkau tidak memaksanya untuk melakukan sesuatu. Engkau tidak mengatakan, “Ini tidak baik, saya tidak perlu melakukannya.” Engkau memungkinkan satu aliran yang spontan. Kemudian ketidaksadaran akan datang lebih dekat dan lebih dekat ke kesadaran.

OSHO – The Supreme Doctrine Kenopanishad, Chpt 2

All the old religions were dancing religions. They were more authentic. Our new modes of religion are just false. You go into a temple or into a church or into a GURUDWARA and you just verbalize there. Someone preaches and you listen. It has become cerebral. Or, you pray and you talk with God. Even with God you use language. You cannot be silent with him; you cannot believe that he can understand you without your talking. You have no faith! You do not trust him; you want to explain everything to him.
I have heard: one mother overheard her small child praying in the night to God, and he was saying, “Dear God, beloved God, stop Tommy from throwing things at me — and by the way, I have told you this before.”

But this is what we all are doing: praying to God to “stop Tommy from throwing things at me.” Even if you go to the Vedic RISHIS they are doing the same: “Do this; do not do that.” You cannot allow him to do whatsoever is his will. You give your own program. And if he follows you, you are a believer and if he doesn’t follow you you will say that he doesn’t exist. He can exist only if he exists as your follower.

But existence cannot follow you. Existence is greater than you; existence is the whole. You are just a fragment, and a fragment cannot be followed — the fragment has to follow the whole. This is what a religious mind is: the fragment following the whole, the fragment surrendering to the whole, the fragment not struggling, the fragment in a letgo.

Religion has become verbal, linguistic. Here we will try to bring the authentic religion. The secretmost core of it is that you must come to it totally — with your mind, your body, your emotions, everything. Nothing is denied. You cry and you weep and you laugh and you dance, and you sit in silence. You do all the things that your inner being happens to do; you do not force it to do anything. You do not say, “This is not good; I should not do it.” You allow a spontaneous flow. Then the unconscious will come nearer and nearer to the conscious.

OSHO – The Supreme Doctrine Kenopanishad, Chpt 2
(Posted By Osho Indonesia)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...