Langsung ke konten utama

Siapakah Aku ?


Hal pertama, pada awalnya adalah selalu pertanyaan, “Siapakah Aku?” Dan seseorang harus terus menerus menanyakan. Ketika pertama kali Engkau bertanya, “Siapakah Aku?” cakra muladhara akan menjawab, “Engkau adalah tubuh!
Omong Kosong apakah itu! Tidaklah perlu untuk bertanya, Engkau sudah mengetahui hal itu. “Kemudian yang kedua akan berkata, “Engkau adalah seksualitas.” Kemudian yang ketiga akan berkata, “Engkau adalah perjalanan-kekuasaan, ego” – dan begitu seterusnya.

Ingatlah, Engkau harus berhenti hanya ketika tidak ada jawaban yang datang, tidak sebelumnya. Jika beberapa jawaban datang seperti, “Engkau adalah ini, Engkau adalah ini,” maka ketahui dengan baik bahwa beberapa pusat menyediakanmu dengan jawaban. Ketika semua dari enam pusat telah terlewati dan semua jawaban mereka dibatalkan, Engkau teruskan bertanya, “Siapakah aku?” dan tidak ada jawaban datang darimana pun, itu adalah keheningan total.

Pertanyaanmu bergema dalam dirimu sendiri: “Siapakah aku?” dan disana ada keheningan, tidak ada jawaban muncul dari manapun, dari sudut manapun. Engkau benar-benar hadir, benar-benar sunyi, dan bahkan tidak ada getaran. “Siapakah Aku?” – Dan hanya kesunyian. Kemudian keajaiban terjadi: Engkau bahkan tidak dapat merumuskan pertanyaan. Jawaban telah menjadi konyol; kemudian akhirnya pertanyaan juga menjadi konyol.

Pertama Jawaban lenyap, maka pertanyaan juga lenyap – karena mereka bisa tinggal hanya dengan bersama-sama. Mereka seperti dua sisi mata uang – jika satu sisi telah pergi, yang lain tidak dapat dipertahankan. Pertama jawaban lenyap, maka pertanyaannya juga lenyap. Dan dengan lenyapnya pertanyaan dan jawaban, Engkau menyadari: bahwa itu adalah melampaui pemikiran (transedental). Engkau mengetahui, namun Engkau tidak bisa mengatakan; Engkau mengetahui, namun Engkau tidak dapat menyampaikan tentang itu. Engkau mengetahui dari keberadaanmu siapakah dirimu, tetapi tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Itu adalah Pengetahuan-kehidupan; itu bukanlah kitab, itu tidaklah bisa dipinjamkan, itu tidaklah dari orang lain. Itu telah muncul didalam dirimu.

Dan dengan munculnya ini, Engkau adalah seorang Buddha. Dan kemudian Engkau mulai tertawa karena Engkau jadi tahu bahwa Engkau sudah menjadi seorang Buddha dari awal; Engkau hanya tidak pernah melihat begitu dalam. Engkau berlari berputar-putar diluar keberadaan dirimu, Engkau tidak pernah pulang kerumah.

WHO AM I ?

The first thing, the beginning, is always the question, “Who am I?” And one has to go on asking. When first you ask, “Who am I?” the muladhar will answer, “You are a body!
What nonsense! There is no need to ask, you know it already.” Then the second will say,
“You are sexuality.” Then the third will say, “You are a power-trip, an ego” — and so on and so forth.

Remember, you have to stop only when there is no answer coming, not before it. If some answer is coming that, “You are this, you are this,” then know well that some center is providing you with an answer. When all the six centers have been crossed and all their
answers canceled, you go on asking, “Who am I?” and no answer comes from anywhere, it is utter silence.

Your question resounds in yourself: “Who am I?” and there is silence, no answer arises from anywhere, from any corner. You are absolutely present, absolutely silent, and there is not even a vibration. “Who am I?” — and only silence. Then a miracle
happens: you cannot even formulate the question. Answers have become absurd; then finally the question also becomes absurd.

First answers disappear, then the question also
disappears — because they can live only together. They are like two sides of a coin — if one side has gone, the other cannot be retained. First answers disappear, then the question
disappears. And with the disappearance of question and answer, you come to realize: that is transcendental. You know, yet you cannot say; you know, yet you cannot be articulate about it. You know from your very being who you are, but it cannot be verbalized. It is life-knowledge; it is not scriptural, it is not borrowed, it is not from others. It has arisen in you.

And with this arising, you are a Buddha. And then you start laughing because you come to know that you have been a Buddha from the very beginning; you had just never looked so deep. You were running around and around outside your being, you had never come home.

OSHO – The Heart Sutra Chapter #1 : The Buddha Within
(Posted By Osho Indonesia)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...