Langsung ke konten utama

Sufi Dan Mata Ketiga


Sufi mistik Mansoor dibunuh hanya karena pengalaman mata ketiga ini. Ketika untuk pertama kalinya ia menyadari ruang di dalam ini, dia mulai menangis dan mengatakan, “Akulah Tuhan!”

Di India dia akan disembah, karena India telah mengenal begitu banyak orang yang telah memahami ruang dalam mata ketiga ini. Tapi di sebuah negara Islam hal ini sulit. Dan pernyataan Mansoor “Akulah Allah – ANA’L HAK (Akulah kebenaran)” – dianggap sebagai sesuatu yang anti-agama, karena Islam tidak dapat memahami bahwa manusia dan Tuhan bisa menjadi satu. Manusia adalah manusia – yang dibuat – dan Tuhan adalah pencipta, jadi bagaimana bisa mahluk (yang tercipta) menjadi sang pencipta? Jadi pernyataan ini dari Mansur, “Akulah Tuhan,” tidak dapat dipahami; dengan demikian, dia dibunuh. Tapi ketika dia dibunuh, terbunuh, ia tertawa. (Ia dihukum gantung) Jadi seseorang bertanya, “Kenapa kau tertawa, Mansoor?”

Mansoor dilaporkan telah mengatakan, “Aku tertawa karena engkau tidak membunuhku, dan engkau tidak bisa membunuhku. Engkau tertipu oleh tubuh ini, tapi aku bukan tubuh ini. Aku pencipta alam semesta ini, dan itu adalah jariku yang menggerakkan seluruh alam semesta ini pada awalnya. ”

Di India ia akan dipahami dengan mudah. Bahasa itu telah dikenal selama berabad-abad. Kita tahu bahwa satu saat akan datang ketika ruang dalam itu diketahui. Kemudian orang hanya menjadi gila. Dan kesadaran ini begitu kuatnya sehingga jika engkau membunuh seorang Mansoor ia tidak akan mengubah pernyataannya – karena sesungguhnya, engkau tidak dapat membunuhnya sejauh ini menyangkutnya. Sekarang dia telah menjadi sempurna. Tidak ada kemungkinan menghancurkan dirinya.

Setelah Mansoor, Sufi belajar bahwa lebih baik untuk diam. Jadi dalam tradisi Sufi, setelah Mansoor, secara terus-menerus diajarkan kepada murid-murid, “Ketika engkau sampai ke mata ketiga, tetap diam dan jangan katakan apapun. Ketika hal ini terjadi, maka diam. Jangan mengatakan apa-apa, atau hanya terus mengatakan hal-hal yang resminya dipercayai orang.”

Jadi dalam Islam kini ada dua tradisi. Yang satu adalah yang biasa, yang ke luar, yang dapat dipahami banyak orang; yang lain, islam sesungguhnya, adalah tasawuf/sufi – esoteris/batiniah. Tapi sufi tetap diam, karena sejak Mansoor mereka telah belajar bahwa berbicara dalam bahasa yang muncul ketika mata ketiga terbuka akan membawa mereka dalam kesulitan yang tidak semestinya – dan itu tidak membantu siapa pun.

~ Osho. Vigyana Bhairava Tantra. Chapter# 11

The Sufi mystic Mansoor was murdered only because of this experience of the third eye. When for the first time he became aware of this inner space, he started crying, ”I am God!”

In India he would have been worshipped, because India has known many, many persons who have come to know this inner space of the third eye. But in a Mohammedan country it was difficult. And Mansoor’s statement that ”I am God – ANA’L HAK!” – was taken to be something anti-religious, because Mohammedanism cannot conceive that man and God can become one. Man is man – the created – and God is the creator, so how can the created become the creator? So this statement of Mansoor’s, ”I am God,” could not be understood; thus, he was murdered. But when he was being murdered, killed, he was laughing. So someone asked, ”Why are you laughing, Mansoor?”

Mansoor is reported to have said, ”I am laughing because you are not killing me, and you cannot kill me. You are deceived by this body, but I am not this body. I am the creator of this universe, and it was my finger which moved this whole universe in the beginning.”

In India he would have been understood easily. The language has been known for centuries and centuries. We have known that a moment comes when the inner space is known. Then one simply goes mad. And this realization is so certain that even if you kill a Mansoor he will not change his statement – because really, you cannot kill him as far as he is concerned. Now he has become the whole. There is no possibility of destroying him.

After Mansoor, Sufis learned that it is good to be silent. So in Sufi tradition, after Mansoor, it has been consistently taught to disciples, ”Whenever you come to the third eye, remain silent and do not say anything. Whenever this happens, then keep quiet. Do not say anything, or just go on formally saying things which people believe.”

Osho. Vigyana Bhairava Tantra. Chapter# 11
Posted by Osho Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...