Untuk apa Tuhan menghadirkanku di dunia ini ?

Untuk apa Tuhan menghadirkanku di dunia ini ?

Sang Cucu: “Kakek… Untuk apa Tuhan menghadirkanku di dunia ini?

Sang Kakek, Bawa Muhaiyaddeen:

“Tuhan telah mengajarimu segala sesuatu. Segalanya telah tertulis di dalam dirimu. Sebelum kau datang kemari, Dia berkata kepadamu, “Aku mengirimmu ke sekolah bernama dunia. Ia hanyalah tempat sementara. Kau harus pergi ke sana untuk sementara waktu untuk belajar mengenai sejarah-Ku, sejarahmu, dan sejarah lainnya. Kau harus mengerti siapa yang menciptakan segala sesuatu, siapa yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu, siapa Penjaga yang menjaga dirimu, dan apa milikmu yang sesungguhnya.

Ketika kau telah belajar dan mengerti semua sejarah-sejarah ini, kau akan menyadari siapa dirimu dan siapakah Dia yang kau butuhkan, Sang Kebenaran, Dia Yang Maha Hidup.”

“Setelah kau mempelajari hal-hal ini semua, kau harus melewati suatu ujian. Lalu kau bisa membawa apa yang menjadi milikmu dan kembali ke sini. Tapi pertama, pergilah ke sekolah dan belajar. Lalu kembalilah.”

Tuhan mengatakan ini kepadamu dan kemudian mengirimmu ke sini. Sekarang adalah tugasmu untuk menemukan-Nya, untuk mengenal dirimu, dan untuk mengetahui apa kekayaanmu yang sejati. Itulah mengapa kau harus datang kemari. Maka, jadikan kebijaksanaanmu sebagai gunting dan periksalah milikmu dengan baik, potonglah apa-apa yang buruk. Dia telah memberikan segalanya kepadamu, tetapi kau harus memotong semua gambar yang kau ambil dengan kamera fotomu sendiri dan simpanlah hanya rol yang baik, itulah yang kau bawa menuju Penjagamu. Sambungkan semuanya dan singkirkan hal lainnya.”

Komentar

About

“Kebenaran esensial terletak pada Kesadaran batin manusia itu sendiri, bukan pada organisasi-organisasi eksternal”

Spiritualitas tidak diperuntukkan bagi mereka yang ragu-ragu, yang tidak mempercayai dirinya sendiri. Ini tidak diperuntukkan bagi silemah hati,
ini untuk para pecinta Tuhan yang ingin cinta mereka mencapai orgasme.

Para pecinta Tuhan yang bersuka cita dalam perasaan melebur melampaui diri mereka sendiri. Para pecinta Tuhan yang mabuk spiritual.
Para pecinta Tuhan yang jatuh terlelap dalam Cinta.

Ini bukan Agama, bukan Teologi, bukan Filsafat. Tidak ada hubungannya dengan benar atau salah, ini hubungannya dengan Diri yang terdalam. Ini adalah ekstase dalam Keabadian..

Tidak ada akhir untuk perbaikan diri dan belajar teman-teman saya. Bahkan para yogi dan master yang sama pun terjebak dalam hal itu. Jika anda ingin mencapai Hati, melepaskan diri dari pemikiran, dan Jadi-lah..

Ragukan semuanya.
Temukan Cahaya anda sendiri.
Jalan bukanlah dilangit bukan pula ditempat lainnya.
Jalan adalah di hati.

Rahasia spiritualitas sebenarnya adalah untuk menghapus semua ide, semua konsep, agar Kebenaran memiliki kesempatan untuk menembus, untuk mengungkapkan Dirinya sendiri.

Semua ajaran adalah referensi belaka. Pengalaman sejati adalah hidup anda sendiri. Kata-kata suci yang paling suci pun hanyalah kata-kata.
Pengalaman langsung adalah apa yang diinginkan oleh jiwamu.

“Segala sesuatu di dunia ini berasal dari-Nya. Bila semua ini berasal dari Dia, apakah yang mungkin kita persembahkan kepada-Nya? Satu-satunya yang dapat kita persembahkan kepada-Nya adalah cinta kasih kita. Hanya itulah yang diharapkan-Nya dari kita.

Dan hanya dengan pengetahuan mengenai Diri Yang Sejati kita akan dapat mewujudkan kedamaian dan kebahagiaan abadi yang merupakan sifat kita yang sesungguhnya.

Dengan pengetahuan Jiwa kita akan menjadi orang yang pantas menerima rahmat Tuhan.

Percayalah kepada diri sendiri, yakinlah bahwa kita akan dapat memenuhi tugas yang merupakan tujuan kedatangan kita sebagai manusia”. (Bhagawat Gita Bab 12)

“Kepercayaan pada diri sendiri dan kepercayaan kepada Tuhan merupakan rahasia keagungan” ___Swami Vivekananda

”Sekarang adalah tugasmu untuk menemukan-Nya, untuk mengenal dirimu, dan untuk mengetahui apa Kekayaanmu Yang Sejati. Itulah mengapa kamu harus datang kemari.” ___Muhammad Raheem Bawa Muhaiyaddeen

“Hanya ketika kita berdiri dalam Cahaya sendiri, kita dapat menerangi jalan bagi orang lain. Jadilah pelita bagi diri kita sendiri. Jadilah percaya pada diri kita sendiri.
Percaya untuk Kebenaran dalam diri kita, untuk satu-satunya Kebenaran dan menemukanNya sendiri”

******

“Sufism is not a religion or a philosophy, it is neither deism nor atheism, nor is it a moral, nor a special kind of mysticism, being free from the usual religious sectarianism. If ever it could be called a religion, it would only be as a religion of love, harmony, and beauty.” ___Hazrat Inayat Khan

Kata Pengantar

“PENDERITAAN berarti, kita hanya mengalami mimpi buruk.
KEBAHAGIAAN berarti, kita mengalami mimpi yang baik..
PENCERAHAN berarti, kita telah keluar dari mimpi sama sekali.

Penderitaan kita adalah karena kita mengidentifikasi dengan yang ‘lain’.
Identifikasi adalah hasil dari melupakan Diri Sejati dan sedang terpesona oleh yang ‘lain’.

“Kita semua sakit secara mental, jika kita melekat pada ciptaan ini”

******

Kita adalah sumber Cinta Yang Abadi. Berdiam dalam suka-cita dan kebebasan dan menjadi Cinta Tanpa Syarat Mutlak

Teman saya, kita hidup dalam ilusi dualitas, dalam sempitnya dan terbatasnya dunia ego. Ada yang nyata dan takterbatas dalam diri kita sendiri. Ketika kita mulai memahami hal ini, kita akan melihat bahwa kita bukanlah apa-apa, dan tidak menjadi apa-apa, kita adalah segalanya.

Diri kita seperti matahari, cerah, bersinar abadi, hangat dan menyembuhkan.
Tidak ada di alam semesta ini yang dapat membuat cahaya muncul seperti kita.
Diri kita begitu cemerlang. Dan ini bersinar untuk selama-lamanya.
Cahaya batin kita selalu ada, menyala terang dan berkembang.
Kita bersinar tanpa kita menyadarinya.

Cahaya Kesadaran kita selalu bersinar, bahkan ketika awan-awan pikiran kita menyelimuti seperti kabut, matahari kesadaran kita selalu bersinar di belakangnya. Cahaya kita selamanya DISINI dan SEKARANG.
Bahkan ketika kita merasa semuanya telah hilang, putus asa dan gelap, Itu ada. Kematian adalah ilusi terbesar bagi Kesadaran kita.

Miliki untuk mengalami pengalaman spiritual terbesar ini yang bisa kita buat di bumi. Ada yang tidak pernah mati dalam diri kita, selamanya bebas pada intinya. Melompatlah pada Yang Tidak Diketahui, pada Diri Sejati kita sendiri, dengan keyakinan total, keberanian, semangat dan suka-cita!

Sadarilah bahwa kita tidak benar-benar seseorang, tetapi Jiwa yang hidup dalam tubuh ini adalah satu-satunya yang benar-benar bisa mencintai tanpa syarat dan bebas.

Tinggalkan semua cinta pengkondisian, jangan melekat pada ego, pikiran dan tubuh yang terbatas ini. Jangan melekat pada apapun, semuanya suatu hari nanti akan jatuh seperti daun tua ketika terkena angin musim gugur.

Berikan sedikit waktu dan kesadaran menjelajahi Cahaya Abadi dan Cinta milik kita – yang menjadi sifat sejati kita. Jiwa yang benar-benar telah terbebaskan telah menyadari bahwa mereka adalah Kesadaran Murni, yang melampaui segala pikiran dan bentuk, membumi dan berdiam dalam suka-cita dan kebebasan dan menjadi Cinta Tanpa Syarat Mutlak.

Teman saya, ketika kita mulai menyadari siapa diri kita, kita mulai melihat segala sesuatu dengan mata yang baru. Situasi stres yang menjadi kebiasaan kita tiba-tiba menjadi petualangan baru yang segar! Orang-orang yang menantang dan membenci kita pada tingkat terdalam benar-benar guru terbesar kita, dan kita sambut ke dalam hati kita pada tingkat yang paling intim. Ini adalah bagaimana kita dapat mengetahui dan mengalami perdamaian yang sebenarnya.
Tidak ada lagi perlawanan, penghakiman atau takut karena kita menyadari bahwa kita adalah Sumber Cinta Yang Abadi. Semua dimaafkan dan semua orang dan semua makhluk adalah teman kita. Ini benar-benar menemukan surga di bumi, setiap hari dalam hidup kita.

Pengakuan Yang Abadi dalam diri kita adalah cara tercepat untuk kebebasan sejati. Ini datang langsung dari penyelidikan yang lebih dalam dialam spiritual kita dan menghormati esensi dari keberadaan kita. Ini adalah yang sebenarnya yang paling penting dalam hidup ini. Sumber dari siapa kita sebenarnya adalah di mana kehidupan ego berakhir dan kehidupan rohani dimulai………….”