Langsung ke konten utama

Penyelidikan Diri

Dalam hal ini pertanyaannya selalu ditanyakan, apakah perlu melakukan sadhana (Latihan spiritual) untuk bangun?
Apakah perlu menghabiskan bertahun-tahun dalam teknik yoga dan pranayama, latihan pernapasan, untuk duduk bermeditasi, memikirkan hal-hal tertentu, berdoa?
Apakah semua ini perlu?
Apa yang kamu pikirkan?
Siapa yang bisa memberitahuku?
Itu tidak perlu, tapi itu pasti sangat membantu.
Itu sebenarnya jawaban yang bagus.

Pertanyaan saya, kepada siapa itu membantu?
Siapa yang mendapat kepuasan dari sadhana (latihan/disiplin spiritual)?
Hanya egomu.
Memang benar bahwa anda menundukkan ego anda, tetapi anda dan saya tahu orang yang telah melakukan sadhana (Latihan spiritual) selama seratus tahun dan tidak ada yang terjadi. Bahkan beberapa dari anda menjadi lebih buruk. Ini paradoks. Bagi sebagian orang itu menyebabkan mereka bergerak maju. Tapi itu semua masih dalam istilah relatif, dan yang seperti sekarang kita semua tahu, istilah relatif tidak ada.

Jadi untuk siapa sadhana (Latihan spiritual)?
Lagi-lagi ini untuk pikiran dan ego.
Jika anda pikir itu membantu, tentu saja lanjutkanlah.
Tapi ingat, saya katakan, "Jika anda pikir itu membantu".
Jika anda berhenti berpikir anda tidak perlu melakukan sadhana apa pun.
Saya kira sadhana (Latihan spiritual) diperlukan selama anda percaya anda adalah pikiran dan tubuh.
Lagi pula, siapa yang melakukan disiplin spiritual?
Apakah Diri perlu melakukan itu?
Apakah Kesadaran butuh melakukan disiplin?
Apakah Realitas Mutlak membutuhkan disiplin?
Apa yang perlu disiplin? Pikiran dan tubuh.
Oleh karena itu, semakin anda melekat pada pikiran dan tubuh, semakin banyak anda harus melakukan sadhana (Latihan spiritual).
Apakah itu masuk akal?
Menyedihkan, ya.

Jadi saya tidak akan mengatakan kepada anda, "Berhentilah melakukannya", karena banyak dari anda memiliki hubungan yang kuat dengan tubuh dan pikiran anda.
Selama anda melakukannya, saya kira sadhana (Latihan spiritual) membuat anda agak pendiam untuk sementara waktu dan memberi anda pengalaman semacam kedamaian yang tidak bertahan lama. Ini menyebabkan samadhi bagi sebagian orang, nirvikalpa samadhi. (konsep samadhi tidak hanya sebagai keadaan damai yang tanpa isian, melainkan seseorang mengubah kesadarannya menjadi fokus pada rasa bahagia dan tenteram mengikuti aliran kehidupan).  Tetapi jika anda seorang calon Jnani (Pengabdi yang sudah mengetahui Kebenaran)
apa tujuan sadhana (Latihan spiritual)?

Anda hanya bertanya pada diri sendiri, "Siapa yang perlu melakukan ini? Aku yang melakukan.
Siapa 'aku' ini?
Pribadi 'aku' ini, dari mana asalnya?
Bagaimana itu bisa berada disini?
Siapa yang melahirkannya?"

Ketika anda bertanya pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan ini, itu adalah sadhana (Latihan spiritual) anda.
Itu semua yang perlu anda lakukan.
Tetapi anda terus melakukan ini 24 jam sehari.
Itulah yang dimaksud dengan 'berdoa tanpa henti'.

Ketika anda menghadapi tantangan hari ini, anda terus bertanya pada diri sendiri, "Kepada siapakah ini datang? Siapa yang merasakan kondisi ini? Siapa yang melewati situasi ini? Siapa yang merasa emosional?"

Ketika anda terus melakukan ini sepanjang hari, anda akan menemukan bahwa anda menjadi lebih damai, anda menjadi bahagia dan hidup anda menjadi lebih baik.
Itu benar-benar sadhana (Latihan spiritual) yang anda butuhkan.

Tetapi tentu saja jika anda tidak dapat melakukan itu maka anda harus melakukan apa pun yang harus anda lakukan.
Apa pun yang membantu anda, itulah yang harus anda lakukan.
Saya kira itu sebabnya dikatakan bahwa Jnana Marga, atma-vichara, adalah untuk jiwa yang matang, seseorang yang dapat melakukan ini secara teratur, tanpa kembali ke Hatha Yoga atau Raja Yoga, salah satu dari Yoga.
Mereka semua memiliki tempat masing-masing, tetapi penyelidikan diri adalah cara kerajaan.
Ini jalan pintas.
Tapi terserah anda.
Itu pilihanmu.

Dan tentu saja penyelidikan diri hanya untuk menenangkan pikiran.
Ini adalah metode cepat untuk menenangkan pikiran.
Karena ketika anda bertanya, "Kepada siapakah ini datang?
Itu datang kepada aku", dan anda berpegang pada aku itu dengan bertanya,
"Siapa aku?
Apa itu aku?"
dan mengatakan "aku-aku" pada dirimu sendiri, "aku-aku", pikiran menjadi lebih tenang dan lebih tenang.
Semakin dalam anda pergi kedalam diri anda semakin anda menjadi tenang. Dan itu sadhana (Latihan spiritual) anda. Itu yang harus anda lakukan.

(Robert Adams, Satu Diri, Satu Kesadaran)

* Self Inquiry *

The question is always asked in this respect, if it's necessary to do sadhana in order to awaken?
Is it necessary to spend years in yoga techniques and pranayama, breathing exercises, to sit in meditation,
to think of certain things, to pray?
Is all this necessary?
What do you think?
Who can tell me?
It's not necessary, but it sure is helpful.
That's actually a good answer.

My question is, therefore, to whom is it helpful?
Who is getting satisfaction from sadhana?
Only your ego.
It is true to an extent you're subduing your ego, but you and I know many people who've been doing sadhana for a hundred years and nothing happened. As a matter of fact some of you even become worse. It's paradoxical. For some people it causes them to move ahead. But it's still all in relative terms, and as we all know by now, relative terms do not exist.

So for whom is sadhana?
Again it's for the mind and the ego.
If you think it's helping, by all means continue.
But remember I said, "If you think it's helping".
If you stop thinking you do not have to do any sadhana.
I suppose sadhana is necessary as long as
you believe you are the mind and the body.
Again, after all, who is doing the spiritual disciplines?
Does the Self need to do that?
Does consciousness need to do discipline?
Does absolute reality need discipline?
What needs discipline? The mind and the body.
Therefore the more you are attached to the mind and body the more you have to do sadhana.
Does that make sense?
Sadly, yes.

So I won't say to you, "Stop doing it", due to the fact that many of you have a strong connection with your body and your mind.
As long as you do I suppose sadhana makes you sort of quiet for a while and gives you it's own experience of a sort of peace that doesn't last too long. It causes samadhi for some people, nirvikalpa samadhi. But if you're an aspiring Jnani,
what's the purpose of sadhana?

You simply ask yourself, "Who needs to do this? I do.
What is this 'I'?
This personal 'I', where did it come from?
How did it get here?
Who gave it birth?"
As you ask yourself these questions, that is your sadhana.
That's all you need to do.
But you continue doing this 24 hours a day.
That's what it means by 'praying without ceasing'.

As you meet the challenges of the day you keep asking yourself, "To whom does this come? Who is feeling this condition? Who is going through this situation? Who feels emotional?" As you keep doing this all day long, you will find that you become more peaceful, you become happy and your life becomes better.
That's really the only sadhana you need.

But of course if you cannot do that then you have to do whatever you have to do.
Whatever helps you, that's what you have to do.
I suppose that's why it says that Jnana Marga, atma-vichara, is for the mature soul, one who can do this regularly, without reverting back to Hatha Yoga or Raja Yoga, any of the Yogas.
They all have their place, but self-inquiry is the royal way.
It's the short cut.
But it's up to you.
It's your choice.

And of course self-inquiry is merely to quiet the mind.
It's a fast method to quiet the mind.
For when you ask, "To whom does this come?
It comes to me", and you hold on to that me by inquiring,
"Who am I?
What is I ?"
and saying "I-I" to yourself,
"I-I", the mind becomes quieter and quieter.
The deeper you go within yourself the quieter you become.
And that's your sadhana.
That's all you have to do.

~ Robert Adams , One Self, One Consciousness

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...