Langsung ke konten utama

Saya Telah Di Inisiasi. Dia Akhirnya Menerima Saya. Saya Adalah Muridnya

Aku adalah seorang yang Tinggal, tidur dan serumah dengan seorang Murshid yaitu Ayah saya sendiri yang hampir setiap minggu dan bulannya terus kedatangan dari murid-muridnya untuk memperoleh pengajarannya, sementara saya yang waktu itu masih berusia 10 tahun selalu di usir keluar karena mencoba untuk menguping pembicaraan itu..

Itu saya lakukan karena saya berpikir, ‘kapan lagi saya bisa memperoleh pengajaran ilmu ma’rifat ini jika bukan sekarang?’ karena ayah saya telah berusia lanjut, kurang lebih telah 65 – 70 tahun usianya waktu itu. Setiap murid-murid dari Ayah saya yang datang, jatah saya selalu di usir keluar, karena Ayah saya tahu, saya akan selalu mencoba untuk mencuri dengar. Satu-satunya pengajarannya yang dapat saya curi dengar adalah, Imam Mahdi. Hanya ini saja..

Pada usia saya memasuki usia 12 tahun, Ayah saya sakit keras dan harus di opname dirumah sakit.

Saya senang sekali pada saat detik-detik dari hidupnya saya dapat hadir disisinya. Dokter ketika itu mengatakan bahwa Ayah saya besok sudah bisa pulang kembali kerumah karena kesehatannya sudah membaik. Tapi Ayah saya justru mengatakan sebaliknya, “Saya akan segera “pulang” sekarang.” Maksudnya adalah meninggal. Walau dokter melarang jarum infusnya dicabut, tapi Ayah saya bersikeras agar jarum infusnya segera dilepaskan.

Hari itu sebagian murid-murid utama dari Ayah saya dan juga saudara-saudara saya yang lain telah dipanggil untuk berkumpul bersama disaat-saat detik-detik terakhirnya. Pertama, Ayah saya melihat murid-muridnya satu persatu. Lalu saudara-saudara saya. Terakhir baru beliau melihat saya.

Ini adalah kesempatan terakhir saya pikir saya, dan saya tidak akan menyia-nyiakannya. Saat matanya melihat saya, saya dengan rasa takut karena begitu menghormatinya mencoba membalas tatapannya dengan tanpa berkedip. Kami saling menatap…. entah beberapa menit, dan orang-orang yang berkumpul disekitarnya semua mulai melihat heran pada kami berdua.. Saya terus berusaha untuk tenggelam dalam matanya karena ada yang ingin saya sampaikan dari hati saya. Lalu, akupun membatin, “Ayah, ajarilah saya ilmu ma’rifat”.. Dan, tidak lama saya mengatakan ini Ayah saya pun meninggal dengan damai..

Semua orang tampak berduka waktu itu, kecuali saya. Hati saya begitu gembira. Sepertinya ada ribuan bunga yang bermekaran dihati saya dan memenuhi seluruh ruangan. Untuk menghindari keanehan ini dari orang-orang, aku melangkah keluar dan melihat kearah langit, kearah alam semesta yang dulu pernah berbicara pada saya dengan bahasa keheningan pada usia saya 6 tahun *. Mencoba melihat seperti apa pencarian akan ilmu ma’rifat ini yang akan aku lalui nantinya….

Saya telah di inisiasi.. Dia akhirnya menerima saya.. Saya adalah muridnya….

Mengenai ini dapat dibaca disini https://essencesejati.blogspot.co.id/2018/04/pengalaman-melihat-alam-cahaya-muncul.html

(Agus)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...