Langsung ke konten utama

Helen Keller


Pernah di kehampaan cahaya aku mengembara; Dalam gelap aku terjerembap, dan ketakutan menuntun tanganku; Kakiku tertancap ke bumi,
cemas akan sejuta lubang oleh berbagai teror malam yang menakutkan.

Kepada hari yang baru terbangun,
Kuulurkan tanganku memohon.
Kemudian datanglah Cinta, di tangannya terbawa Pelita yang menjadi terang langkah. Lalu dengan lembut berkatalah Cinta:

“Sudahkah kau masuki gelap yang kaya-raya? Sudahkah kau masuki kekayaan malam? Carilah dalam kebutaanmu. Di sana tersimpan Harta Karun Yang Tak Terbilang.”

Kata-kata Cinta itu menyalakan semangatku.
Penuh gairah, jemariku mencari misteri-misteri itu, Yang megah, yang suci dan terdalam, dari segala hal. Dan dalam ketiadaan, dengan kepekaan spiritual
kukenali penuhnya kehidupan;

Dan pintu gerbang haripun terbentang lebar. 
Aku tersentak oleh keriangan;
Tubuhku gemetar oleh suka-cita;
Hatiku dan seluruh bumi bergetar oleh kebahagiaan; ekstase kehidupan melanda seluruh dunia.

Pengetahuan telah menyibak tirai surga;
Di tepian terluar kegelapan, memancarlah cahaya; Malam mengirimkan pilar cahaya!

Hai si buta yang tersandung gelap tanpa terang, saksikanlah harimu yang segar baru!
Dalam ketakpastian, berkilau bintang pikiran;
Daya khayal memperoleh mata yang cemerlang.
Dan pikiran beroleh penglihatan yang gemilang.

“Orang itu buta. Apa artinya kehidupan baginya?
Sebuah buku tertutup di depan wajahnya yang lelah.
Andai saja ia bisa melihat Bintang jelita itu, dan mengetahui sebuah momen suci yang menggelorakan dan degup suka-cita oleh penglihatan!”

Segala penglihatan berasal dari jiwa.
Saksikanlah jiwamu terbang mengembara
Dengan semangat tak terkekang! 
Pernahkah kau lihat pikiran bersemi di wajah seorang anak buta?

Kau lihatkah pikirannya berkembang,
Seperti fajar bersuar, menggapai
Cahaya Sang Penguasa?
Itulah hebatnya mata batin kita.

“Aku baru saja mengalami “mimpi” yang tak akan bisa dijelaskan dengan akal manusia.
Aku rasa begitu. Tak ada seorang pun bisa menjelaskannya. Tak ada mata yang pernah melihatnya. Tak ada telinga yang pernah mendengarnya. Tak ada tangan yang mampu mencicipinya. Tak ada lidah yang memahaminya. Dan hati pun tak kuasa melaporkan bagaimana sebenarnya “mimpi”ku itu.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salah Satu Syair Rumi Tentang Reinkarnasi

Sebagai tahapan yang harus dilalui wujud lahir, tingkatan wujud berikutnya akan berproses sesuai dengan rancangan wujud sebelumnya. Dengan jalan seperti ini muncullah ribuan perubahan. Dan tiap perubahan selalu lebih baik dari sebelumnya. Sadarilah selalu wujudmu saat ini karena jika kau berpikir tentang wujudmu di masa lalu, maka kau akan memisahkan dirimu dari Diri Sejatimu. Inilah semua keadaan yang tetap yang kau saksikan dalam kematian. Lalu mengapa harus kau palingkan mukamu dari kematian? Ketika tahapan kedua lebih baik dari tahapan pertama, maka matilah dengan senyum suka cita. Dan arahkan pandanganmu ke depan untuk menempati wujud baru yang lebih baik dari wujud sebelumnya. Sadarilah, dan jangan tergesa-gesa. Kau harus mati terlebih dulu sebelum memperbaiki diri. Laksana sang surya, hanya jika kau tenggelam di Barat, maka di Timur, kau akan menyaksikan wajahmu yang cerlang gemilang.  ( Jalaluddin Rumi ) Tulisan Di Batu Nisan Jalaluddin...

Kata-Kata Indah Dari Osho

Kita telah hidup dalam pikiran selama begitu banyak kehidupan, dan kita telah menjadi selaras dengan kegelapannya, dengan keburukannya, kesia-siaannya. Ketika engkau bertindak tanpa pikiran, seluruh keberadaanmu bergetar. Engkau bergerak di jalur yang berbahaya. Pikiran berkata, “Waspada! Pikirkan dulu, baru kemudian bertindak.” Tetapi jika engkau berpikir dulu dan baru kemudian melakukan sesuatu, perbuatanmu akan selalu mati, basi. Ini akan keluar dari pikiran, ini tidak akan menjadi nyata dan otentik. Maka engkau tidak bisa mencintai, Maka engkau tidak bisa bermeditasi, Maka engkau tidak bisa benar-benar hidup dan engkau tidak bisa mati. Engkau menjadi hantu, keberadaan yang palsu. Cinta mengetuk hatimu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” Kehidupan terus mengetuk pintumu dan engkau berkata, “Tunggu! Aku akan memikirkannya.” OSHO, A Bird on the wing, Chpt 9, Save the cat “Kuasai hanya satu hal: dirimu sen...

Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya

“Prayer means gratefulness, prayer means no complaint. Prayer means ”I am thankful for all that has been given to me; more I could not have asked for.” In that very prayerfulness one becomes graceful”. ___Osho Doa berarti rasa syukur, doa berarti tidak ada keluhan. Doa berarti “Saya bersyukur untuk semua yang telah diberikan kepada saya; lebih saya tidak bisa meminta.” Dalam penuh rasa syukur itu orang menjadi graceful.. ------------------------------------------- “Osho, aku ingin berdoa kepada Tuhan. Tolong ajari aku caranya” Osho: “JANGAN MEREPOTKAN ALLAH, DIA PUNYA MASALAH SENDIRI. Tidakkah anda lihat apa pun yang Dia ciptakan adalah mati? Anda menyimpan masalah anda kepada diri sendiri. Mengapa orang harus ingin berdoa kepada Allah? ALLAH TIDAK MEMBUTUHKAN DOA-DOA ANDA. Anda mungkin memerlukan doa-doa itu — tapi mereka tidak akan sesuatu yang lebih dari suara keinginan anda, tuntutan anda, mengekspresikan keluhan anda. Itulah apa yang dilakukan orang atas nama d...