Sewaktu pertama sekali aku Khalwat diawal tahun 2004 aku pernah
menunda “kematian” ku sebanyak dua kali karena terkejut dan juga takut, mengapa
nafas saya berhenti?
Tapi aku terus melanjutkan meditasiku yang sudah memasuki
kurang lebih 4 minggu dalam khalwat. Begitu nafas mulai akan berhenti lagi aku
ingin menundanya lagi untuk yang ke 3 kalinya, tapi sekarang aku sudah tidak
memiliki daya apa-apa lagi – itu tidak dapat lagi aku lakukan – pikiran,
tangan, kaki dan seluruh tubuh saya telah rileks total, aku seperti kehilangan
seluruh tenaga, tapi keadaanku sudah begitu sangat tenang, terang, damai dan
bahagia. Disini aku benar-benar telah jatuh kedalam keberserahdirian sepenuhnya..
Satu-satunya daya yang aku miliki adalah hanya permohonan ini, “Ya Allah,
bimbinglah saya”…..
Ketika Cinta mulai akan membunuhku pagi itu, Dia berkata
pada saya, "Sekarang, apa kamu sudah siap?" SuaraNya terdengar begitu
indah menyembuhkan.. pipi jiwaku merona semu kemerahan karena malu dan juga
bahagia..
Aku diam saja... tapi juga membatin, 'jangan tinggalkan saya'..
Nafas telah berhenti total saat itu, juga tubuh sudah tidak terasa lagi..
Aku berdiam sebagai saksi yang bercahaya seperti bulan purnama..
Lalu, jiwa inipun terlepas.....
Aku benar-benar terkejut, bahwa selama ini sesungguhnya aku telah hidup dalam kematian - dalam mimpi.. dan sekarang aku benar-benar hidup yang sebelumnya aku tidak pernah sehidup seperti saat ini.
Segala sesuatu yang selama ini terbatas berubah menjadi pandangan yang amat sangat luas. Aku merasakan kesatuan, persatuan dengan semuanya, dengan alam semesta yang bercahaya tanpa batas. Kesadarankupun meluas merangkul kesegala sesuatu diluar diri...
Dan pada akhirnya, semua pengalaman menghilang.. baik cahaya, alam semesta yang luas, yang melihat maupun yang dilihat semuanya menghilang ke Yang Tidak Di Ketahui atau “Kekosongan Murni” “Kehampaan Murni” itu.
"Kekosongan" inilah yang diinginkan oleh jiwaku.........
Aku diam saja... tapi juga membatin, 'jangan tinggalkan saya'..
Nafas telah berhenti total saat itu, juga tubuh sudah tidak terasa lagi..
Aku berdiam sebagai saksi yang bercahaya seperti bulan purnama..
Lalu, jiwa inipun terlepas.....
Aku benar-benar terkejut, bahwa selama ini sesungguhnya aku telah hidup dalam kematian - dalam mimpi.. dan sekarang aku benar-benar hidup yang sebelumnya aku tidak pernah sehidup seperti saat ini.
Segala sesuatu yang selama ini terbatas berubah menjadi pandangan yang amat sangat luas. Aku merasakan kesatuan, persatuan dengan semuanya, dengan alam semesta yang bercahaya tanpa batas. Kesadarankupun meluas merangkul kesegala sesuatu diluar diri...
Dan pada akhirnya, semua pengalaman menghilang.. baik cahaya, alam semesta yang luas, yang melihat maupun yang dilihat semuanya menghilang ke Yang Tidak Di Ketahui atau “Kekosongan Murni” “Kehampaan Murni” itu.
"Kekosongan" inilah yang diinginkan oleh jiwaku.........
Ketika jiwa ini kembali lagi kedalam kesadaran tubuh, aku
sudah tidak dapat mengenali lagi tubuhku bahkan aku tidak dapat mengenali lagi
dimana aku berada saat ini, juga dunia ini. Dunia tampak seperti ilusi juga
tubuh saya ini, dan aku bukanlan tubuh maupun jiwa ini. Aku menginginkan Yang Nyata
tadi “Ketiadaan”, “Kekosongan”, Yang Tak Terjelaskan, Yang Tak Diketahui – yang
adalah Segalanya..
Aku memutuskan untuk bergabung kembali dengan ”
Ketiadaan” atau “Kekosongan” tersebut untuk selama-lamanya, tapi sepertinya
belum bisa, aku masih harus menjalani kehidupan ini disini – didunia ini dengan
tubuh ini. Dan disini aku juga dapat melihat dan menyadari bahwa, jika selama
didalam tubuh ini aku tidak waspada, menjaga kesadaran ini aku dapat jatuh kembali
dan ini bukanlah yang aku inginkan.
Sepertinya tidak ada yang telah mencicipinya sampai kedalaman ini yang akan terhindar dari godaan untuk langsung menyatu kembali lagi dengan “Kekosongan” itu. Semua segala sesuatunya didunia ini menjadi tidak berarti bahkan tidak ada. Bila Kebebasan Itu telah kita sadari, kesempatan untuk menjadi Bebas dari segala sesuatu yang bukan, yang sebenarnya tidak ada, diberikan kehadapan kita, akan ada godaan untuk menerimanya kembali pulang sekarang juga…..
Ya Allah.. bunuhlah aku, bunuhlah aku sekali lagi, lagi dan lagi.....
* Diangkat dari kisah sejati, 15 tahun yang lalu...
Agus
Komentar
Posting Komentar