Menurut Veda, dunia benda ini digerakkan oleh suatu hukum
– hukum maya, hukum relativitas dan dualitas. Tuhan adalah “Kehidupan
Tunggal”, “Kesatuan Yang Sempurna”. Yang membuat-Nya tidak terasa, tidak
terlihat demikian, adalah hukum maya, Ilusi Kosmis. Setiap penemuan dalam
bidang sains hanya membuktikan apa yang sudah pernah dinyatakan oleh para rishi
zaman dahulu.
“Law of Motion” atau “hukum gerak” yang ditemukan oleh
Newton, sebenarnya hanyalah penjabaran hukum maya. Setiap aksi akan menimbulkan
reaksi. Tidak akan pernah ada kekuatan tunggal. Setiap kekuatan pasti ada
kebalikannya. Jadi kekuatan itu selalu bersifat ganda.
Ambil saja contoh aliran listrik. Elektron dan proton merupakan kekuatan yang saling bertentangan. Bumi kita ini, bahkan atom, bagaikan magnit, memiliki dua kutub: positif dan negatif. Segala sesuatu dalam dunia benda ini memiliki dua sisi yang saling bertentangan. Setiap hukum, entah fisika, kimia ataupun hukum-hukum lain, bekerja pada prinsip dualitas.
Ambil saja contoh aliran listrik. Elektron dan proton merupakan kekuatan yang saling bertentangan. Bumi kita ini, bahkan atom, bagaikan magnit, memiliki dua kutub: positif dan negatif. Segala sesuatu dalam dunia benda ini memiliki dua sisi yang saling bertentangan. Setiap hukum, entah fisika, kimia ataupun hukum-hukum lain, bekerja pada prinsip dualitas.
Itu sebabnya, ilmu fisika tidak akan bisa mengenal
hukum-hukum yang melampaui dualitas tersebut. Alam semesta bekerja pada prinsip
dualitas. Dan alam ini takterbatas, kekal abadi, sehingga sains tidak akan
pernah bisa mengungkapkannya secara total. Para ilmuwan hanya bisa menemukan
hukum-hukum yang bekerja pada prinsip dualitas tidak bisa melampauinya. Mereka
telah menemukan hukum gravitasi. Mereka telah menemukan listrik, tetapi mereka
tidak akan pernah bisa menjelaskan ‘gravitasi’ itu sendiri sebetunya apa,
‘listrik’ itu apa.
Melampaui dualitas dan hukum-hukum yang bekerja dengan
prinsip dualitas adalah tujuan hidup manusia. Mereka yang masih
terpengaruh oleh maya akan selalu terombang-ambing antara dua kutub suka dan
duka, pasang dan surut, pagi dan malam, baik dan buruk, kelahiran dan kematian.
Siklus ini sangat menjenuhkan. Setelah beberapa ribu kali
mengalami kelahiran dan kematian, manusia mulai merasa jenuh. Baru muncul
keinginan dalam dirinya untuk melampaui maya, untuk melampaui kelahiran dan
kematian, untuk melampaui hukum dualitas.
Maya, berarti ilusi atau avidya – ketidaktahuan, kebodohan, ketololan, ketidaksadaran. Ketidaktahuan ini tidak bisa diatasi dengan analisis intelektual, tetapi hanya dengan suatu pengalaman pribadi, yaitu nirbikalpa Samadhi, meditasi.
Maya, berarti ilusi atau avidya – ketidaktahuan, kebodohan, ketololan, ketidaksadaran. Ketidaktahuan ini tidak bisa diatasi dengan analisis intelektual, tetapi hanya dengan suatu pengalaman pribadi, yaitu nirbikalpa Samadhi, meditasi.
(Dari buku: Otobiografi Seorang Yogi – Paramhansa
Yogananda) Halaman 312 -317
Alam semesta juga mengenal proses daur ulang. Setelah apa
yang disebut “kematian”, roh kita akan memasuki janin yang baru, lahir kembali
untuk melanjutkan perjalanannya. Perjalanan roh adalah perjalanan menuju
Kesempurnaan, menuju Yang Ilahi, menuju Allah. Dari-Nya kita berasal,
kepada-Nya kita akan kembali.
Konsep kedua yang harus dipahami adalah konsep Moksha, Nirvana atau Pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian. Kalaupun anda tidak berupaya, mekanisme alam akan bekerja sendiri, akan mendorong anda ke depan, sehingga proses penyempurnaan roh, pemurnian diri berjalan terus.
Diantara dua ratus juta penduduk Indonesia, kenapa anda harus membaca buku ini? Renungkan sejenak, mungkin buku ini (Otobiografi Seorang Yogi – Paramhansa Yogananda) merupakan buku pertama tentang yoga, yang sedang anda baca. Kenapa anda tertarik untuk membeli buku ini? Atau mungkin seorang sahabat menghadiahkan buku ini kepada anda, kenapa?
Tanpa anda ketahui, mekanisme alam sedang bekerja. Mungkin anda dilahirkan dalam keluarga yang sangat ortodoks terhadap salah satu kepercayaan, dimana baru membicarakan konsep-konsep lain saja sudah dianggap tabu. Lantas, kenapa anda tertarik dengan buku ini?
Alam yang menentukan segala-galanya dan Tuhan, Allah Yang Menggerakkan Alam Semesta. Tiba sudah waktunya bagi anda untuk mempelajari sesuatu yang baru. Selesai sudah pendidikan dasar. Lanjutkan pelajaran anda, masih banyak yang harus diraih. Perjalanan masih panjang, jangan berhenti!
Konsep kedua yang harus dipahami adalah konsep Moksha, Nirvana atau Pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian. Kalaupun anda tidak berupaya, mekanisme alam akan bekerja sendiri, akan mendorong anda ke depan, sehingga proses penyempurnaan roh, pemurnian diri berjalan terus.
Diantara dua ratus juta penduduk Indonesia, kenapa anda harus membaca buku ini? Renungkan sejenak, mungkin buku ini (Otobiografi Seorang Yogi – Paramhansa Yogananda) merupakan buku pertama tentang yoga, yang sedang anda baca. Kenapa anda tertarik untuk membeli buku ini? Atau mungkin seorang sahabat menghadiahkan buku ini kepada anda, kenapa?
Tanpa anda ketahui, mekanisme alam sedang bekerja. Mungkin anda dilahirkan dalam keluarga yang sangat ortodoks terhadap salah satu kepercayaan, dimana baru membicarakan konsep-konsep lain saja sudah dianggap tabu. Lantas, kenapa anda tertarik dengan buku ini?
Alam yang menentukan segala-galanya dan Tuhan, Allah Yang Menggerakkan Alam Semesta. Tiba sudah waktunya bagi anda untuk mempelajari sesuatu yang baru. Selesai sudah pendidikan dasar. Lanjutkan pelajaran anda, masih banyak yang harus diraih. Perjalanan masih panjang, jangan berhenti!
Para yogi menemukan teknik-teknik tertentu, sehingga
proses pelajaran bisa dipercepat. Anda bisa loncat kelas. Mereka menemukan
latihan-latihan tertentu yang bisa mengantar anda ketingkat Kesempurnaan lebih
awal. Untuk itu, tentu anda harus berupaya, dan berupaya keras.
Kriya Yoga adalah salah satu teknik di antara sekian banyak teknik yang diberikan oleh para yogi, para master. Apabila anda mempraktekkannya dengan sungguh-sungguh, perjalanan menuju Kesempurnaan bisa dipercepat. – (Anand Krishna)
Kriya Yoga adalah salah satu teknik di antara sekian banyak teknik yang diberikan oleh para yogi, para master. Apabila anda mempraktekkannya dengan sungguh-sungguh, perjalanan menuju Kesempurnaan bisa dipercepat. – (Anand Krishna)
(Dari buku: Otobiografi Seorang Yogi – Paramhansa
Yogananda)
“Apabila kamu ingin menjadi seorang Yogi,
lepaskan keterikatan dengan dunia benda ini.
Lepaskan bajumu, jubahmu!
Dalam keadaan telanjang bulat,
datangilah rumah kekasihmu.
Jangan merengek-rengek – Ia mengetahui isi hatimu.
Jangan terkecoh oleh ulah-Nya,
seolah-olah Ia tidak mengetahui sesuatu apapun”
(Shah Abdul Latif, seorang Mistik Sufi dari Sind, Pakistan)
lepaskan keterikatan dengan dunia benda ini.
Lepaskan bajumu, jubahmu!
Dalam keadaan telanjang bulat,
datangilah rumah kekasihmu.
Jangan merengek-rengek – Ia mengetahui isi hatimu.
Jangan terkecoh oleh ulah-Nya,
seolah-olah Ia tidak mengetahui sesuatu apapun”
(Shah Abdul Latif, seorang Mistik Sufi dari Sind, Pakistan)
Komentar
Posting Komentar